Jumat, 30 April 2010

Sawah Petani Sukorejo Diserang Tungro dan Tikus

0 komentar
STL ULU TERAWAS–Serangan tungro dan tikus menjadi musuh para petani, dan terjadi hampir di setiap musim tanam padi. Kejadian ini juga dialami petani di Desa Sukorejo, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas (Mura).
Salah seorang petani, Paiman kepada wartawan koran ini, Kamis (29/4) mengatakan, akibat serangan hama tungro dan tikus membuat tanaman padi menjadi merah hingga mempengaruhi hasil panen. "Pada 2009, dalam sebahu sawah kami hanya mendapatkan hasil panen 10 karung gabah," kata Paiman.
Paiman manambahkan, setiap musim tanam bibit padi sering diberi obat maupun racun tikus, tetapi serangan tungro dan tikus tetap saja menyerang hingga mengakibatkan tanaman padi banyak yang rusak dan berwarna merah. Sehingga hasil panennya tidak maksimal bahkan terkadang gagal panen.
Hal senada dikeluhkan Wagino, warga Desa R Rejosari. Menurut dia, serangan hama tungro pada musim tanam tahun lalu hasil panen menurun drastis. "Sehektare hasil panen hanya mendapat 15 karung," aku Wagino.
Wagino menambahkan, masalah ini sering dibahas dalam pertemuan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA). "Hasil pertemuan KTNA, permasalah serangan tungro biasa, karena bibit padinya kurang cocok dan harus diganti bibit unggul tahan wereng,"kata Wagino.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Hama Penyakit Tanaman Pangan (LHPTP), Ngapio dihubungi wartawan koran ini mengatakan, cara pencegahan hama tungro diantaranya pertama ganti bibit unggul yang tahan terhadap tungro, lalu beri insektisida dalam karbofuran dengan dosis 4 kg persemaian untuk sehektar. Kemudian menggunakan insektisida di pertanian 10 kg per hektar dan ditaburkan seluruh tanaman," kata Ngapio.
Dijelaskan Ngapio, biasakan eradikasi sekitar tanaman, untuk sementara tidak menanam bibit yang terserang tungro. Kemudian, rutin melakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, dan yang paling penting melakukan pengamatan sendiri di daerah serangan tungro, setelah itu melapor ke petugas penyuluh pertanian apabila terjadi serangan tungro.
"Sedangkan pencegahan untuk serangan tikus, pertama melakukan penggobryokan secara bersama, yang melibatkan petugas dan aparat desa setempat setiap awal musim tanam, dan sebelum padi mulai ditanam,"jelas Ngapio.
Masih kata Ngapio, selanjutnya sanitasi lingkungan, melakukan pengerasan dengan kompor api dan wereng, pengendalian dilakukan secara continu sebelum tanam hingga saat penanaman sampai dengan panen. "Yang paling penting para petani harus segera melapor ke pengamat hama setempat," jelasnya.(14)

SPPT Linggau Timur I Mengalami Kenaikan

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Masyarakat Kecamatan Lubuklinggau Timur I membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sudah baik. Terbukti, dari target Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) 2009 mencapai Rp 553.817.461 atau 100 persen terealisasi.
Camat Lubuklinggau Timur I, Walyusman melalui Sekcam, Yeni Agustini mengatakan, target SPPT 2010 sebesar Rp 561.207.702 mengalami kenaikan lebih kurang Rp 7.390.241. "Setiap tahun pajak naik karena pengaruh dari perkembangan perekonomian di tengah-tengah masyarakat,"imbuhnya.
Yeni Agustini menambahkan, adapun target pajak tertinggi terdapat di Kelurahan Watervang mencapai Rp 167.588.620. "Kelurahan ini targetnya lebih tinggi, karena objek bangunannya lebih banyak dan juga banyak bangunan baru dibangun. Yang paling paling kecil target SPPT yaitu Kelurahan Taba Lestari hanya Rp 7.083.978. Sebab, kelurahan ini ruang lingkupnya kecil dan bangunannya juga tidak terlalu banyak," kata Yeni Agustini kepada wartawan koran ini, Kamis (29/4).
Lanjut Yeni Agustini, mengenai sosialisasi kepada masyarakat tidak ada jadwal resmi karena sosialisasi dilakukan di setiap kegiatan maupun pertemuan di kelurahan. "Melalui lurah dan camat terus menyampaikan kepada masyarakat," ungkapnya.
Ditanya bagaimana dengan warga yang terlambat membayar pajak, Yeni Agustini mengatakan, kalau warga terlambat dalam pembayaran PBB di setiap urusan seperti dalam pembuatan KTP tidak akan dilayani. "Semua ini kita lakukan untuk menyadarkan warga dapat membayar PBB tepat waktu," imbuhnya.
Dari tujuh kelurahan di Kecamatan Lubuklinggau Timur I target PBB 2009 terealisasi dengan baik. Untuk pembayaran, paling lambat pada September mesti dilunasi warga. "Sebelum September kami terus mengimbau kepada pihak kelurahan agar menyampaikan kepada warga. Kalau ada warga terlambat membayar dengan waktu telah ditetapkan maka tim kelurahan terjun langsung mendatangi warga bersangkutan," jelasnya.
(14)

Tugumulyo Produksi Terbesar Ikan Nila

0 komentar
TUGUMULYO–Perikanan di Kabupaten Musi Rawas (Mura) merupakan produksi terbesar di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Hal ini dikatakan Kepala Unit Kepala Teknis Daerah (KUPTD) Balai Benih Ikan Sentral Air Tawar Lautan dan Perikanan (BBISATLP) Provinsi Sumsel, Boy Hermansyah melalui mantan KUPTD BBISATLP, Wawan kepada koran ini, Kamis (29/4).
Ia mengakui, untuk perikanan terbesar di Kabupaten Mura terletak di Kecamatan Tugumulyo, dan produksi ikan pemeliharaan terbanyak adalah ikan nila dan ikan emas. "Ikan nila paling dominan dipelihara para petani ikan maupun pengusaha kolam air deras,"kata Wawan.
Banyaknya pemelihara ikan nila di Tugumulyo karena dari segi pengairannya bagus dan lancar. Namun, kendala yang sering dihadapi petani ikan hanya sampah. "Memang kalau banyak sampah sedikit mengganggu perikanan terutama di kolam air deras," ungkapnya.
Wawan menambahkan, pada 2000 kebawah pemeriharaan ikan emas paling banyak bahkan rajanya produksi ikan emas di Sumsel. Karena ikan emas sering terkena penyakit, yaitu Koe Hervis Virus Penyakit (KHVP) produksi ikan emas menurun. Sehingga petani kolam air deras beralih kepada pemeliharaan ikan nila.
Menurut Wawan, ikan emas banyak terserang penyakit KHVP saat musim hujan. Penyakit ini mulai menyerang ikan emas diperikanan Kabupaten Mura 2003. Awalnya, virus ini menyerang bibit ikan emas yang dibudidayakan pada kolam air deras, sedangkan perikanan kolam ikan biasa tidak terlalu banyak terserang virus tersebut.
Untuk pencegahannya, kata Wawan, pemilik kolam air deras harus memperbaiki habitat kolam dengan diusahakan terkena sinar matahari agar suhunya tidak rendah. Menggunakan bibit unggul dengan salah satunya dari induk yang pernah terserang penyakit KHVP. Tetapi kebal terhadap penyakit tersebut (artinya tidak mati).
Di sinilah fungsi dari Balai Benih I (BBI), untuk melihat permasalahan yang ada pada perikanan di daerah ini, seperti penyakit pembibitan dan sebagainya. "Selain itu BBI memproduksi benih ikan dengan calon induk ikan," jelasnya.
Untuk itu diimbau kepada petani kolam air deras memperlancar aliran air irigasi. Lalu memperhatikan kebersihan lingkungan kolam terutama sampah. "Masyarakat diharapkan tidak membuang sampah dialiran irigasi atau sungai. Sebab, ini bukan hanya berpengaruh bagi perikanan tetapi berdampak pula pada pertanian,"harapnya.(14)

Kamis, 29 April 2010

Masyarakat Miskin di Sumberhata Berkurang

0 komentar
SUMBERHARTA–Jumlah masyarakat miskin tahun 2010 di Kecamatan Sumberharta, Kabupaten Musi Rawas (Mura) menurun dibandingkan tahun 2009. Semula jumlah keluarga miskin 2.312 Kepala Keluarga (KK) turun menjadi 1.829 KK.
Adapun rincian jumlah masyarakat miskin per desa tahun 2009 diantaranya, Kelurahan Sumberharta sebanyak 561 KK, Desa Sukamaju 137 KK, Jamburejo 408 KK, Sumbersari 209 KK, Sukamulya 48 KK, Sukajaya 94 KK, Desa Sukarame 283 KK, Desa Madang 488 KK. Sehingga jumlah keseluruhan mencapai 2.312 KK.
Sedangkan rincian jumlah masyarakat miskin per desa tahun 2010 diantaranya, Kelurahan Sumberharta 507 KK, Desa Sumberjaya 61 KK, Jamburejo 331, Sukamaju 116 KK, Sumbersari 152 KK, Sukamulya 44 KK, Sukajaya 82 KK, Sukarame 245 KK, dan Madang 291 KK.
Camat Sumberharta, Burlian melalui Seketaris Camat (Sekcam), Imam Hanafi kepada wartawan koran ini Rabu (28/4) mengatakan, berkurangnya masyarakat miskin di Kecamatan Sumberharta diketahui dari penerima Beras untuk keluarga miskin (Raskin), yang diberikan pemerintah untuk membantu masyarakat.
Ia menambahkan sebab masyarakat miskin sejak adanya bantuan raskin, dapat mengurangi pengeluaran mereka sehari-hari alias hemat. "Sehingga sedikitnya masyarakat miskin bisa menabung dari dari penghasilan yang didapatnya," kata Hanafi.
Lanjut Hanafi adapun cara pembagianya dari camat merekomendasikan beras raskin sedangkan harga ditetapkan oleh tim raskin dari desa masing-masing melalui musyawarah antara tim raskin dan masyarakat yang tercatat mendapatkan raskin. "Lalu yang membagikannya Ketua RT dan tim raskin di desa masing-masing," jelas Hanafi.
Ditanya masalah kapan pembagian raskin dari pemerintah, Hanafi mengatakan pembagian raskin dilakukan satu bulan satu kali dengan merekomendasikan dari kecamatan satu bulan sebelumnya.
Pihaknya berharap pemerintah terus membantu dan membimbing masyarakat yang tidak mampu hingga menjadi mandiri sendiri. Untuk seterusnya keinginan agar masyarakat miskin dapat terus berkurang dan tidak ada lagi warga yang hanya mengharapakan bantuan dari pemerintah.(14)

Sampah Menumpuk di Jalan Poros Karang Ketuan

0 komentar
KARANG KETUAN–Kesadaran masyarakat Kelurahan Karang Ketuan, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Terbukti, adanya tumpukan sampah berada di pinggir jalan poros perbatasan Kota Lubuklinggau dan Kecamatan Tugumulyo.
Lurah Karang Ketuan, Abdul Hamid kepada wartawan koran ini, Selasa (28/4), membenarkan masih ada warga membuang sampah ke lokasi tersebut. “Padahal saya selaku lurah sudah berkali-kali memperingatkan kepada warga agar membuang sampah pada tempatnya,” kata Abdul Hamid.
Hamid menambahkan, alasan warga membuang sampah sembarangan karena belum ada tempat sampah atau bak sampah untuk pembuangan. “Sampah yang menumpuk itu sudah sering dibersihkan tetapi warga tetap saja membuang sampah di jalan poros,” kata Hamid.
Lanjut Hamid, kendalanya daerah tersebut belum mendapatkan bantuan bak sampah dari Pemkot Lubuklinggau khususnya Dinas Kebersihan, sebab warga keberatan untuk mengorbankan tanah miliknya menjadi tempat pembuangan sampah. “Sehingga masyarakat tetap saja membuang sampah di lokasi tanah milik Bulog,” jelas Hamid.
Agar persoalan ini tidak terus berlanjut, ia telah mengusulkan kepada Pemkot segera membantu mengirimkan bak sampah. Supaya masyarakat tidak membuang sampah disembarang tempat. “Hanya saja sampai sekarang belum terealisasi,” keluh Hamid.
Hamid mengimbuhkan, kendala di Kelurahan Karang Ketuan khususnya RT 01 tempat pemukiman berada didekat persawahan. “Sehingga sulit untuk menjadi tempat pembuangan sampah yang resmi dan permanent,” katanya.
Hamid mengimbau kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Lubuklinggau menjadwal pengangkutan sampah setiap minggu, khususnya terhadap sampah-sampah di Kelurahan Karang Ketuan. Agar tidak terjadi penumpukan sampah di sini.(14)

Finishing Pembangunan Masjid Agung Dianggarkan Rp 10 Miliar

0 komentar
MUSI RAWAS–Guna menyelesaikan tahap akhir atau finishing pembangunan Masjid Agung Musi Rawas di kawasan Agropolitan Centre Muara Beliti, dianggarkan dana Rp 10 miliar pada 2011 mendatang. Sebelumnya pada 2010 dana yang telah dikucurkan untuk pembangunan masjid tersebut senilai Rp 17,5 miliar.
Hal ini diungkapkan Kadis PU Cipta Karya (CK), Karyasid. F didampingi Pimpinan Proyek, Ristanto Wahyudi kepada wartawan koran ini, Rabu (28/4).
"Pada 2010, telah menelan dana sebesar Rp 17,5 miliar dengan rincian hampir 80 persen pembangunan masjid sudah terlihat. Kami bersama rekanan saat ini sedang mengerjakan lantai bagian luar dan dalam, pengecatan, kubah dan interior dalam masjid. Sedangkan untuk tahun depan (2011, red) dana yang dianggarkan untuk finising Rp 10 miliar,"ungkap Karyasid.
Ditambahkannya, dana Rp 10 miliar tersebut nantinya akan digunakan untuk mengerjakan beberapa iatem diantaranya pembangunan pagar-pagar, pelataran parkir, taman, menara kiri dan kanan. Ia memprediksi masjid tersebut bakal rampung pada 2011 mendatang. Namun masjid itu saat ini sudah dapat dipakai untuk umat muslim menunaikan ibadah salat Jumat.
"Ukuran bangunan masjid seluas 65x65 yang berdiri diatas lahan sekitar hektar. Daya tampung jemaah sekitar 7.000 orang. Dan sekarang sudah dapat dipakai untuk salat Jumat,"jelasnya.
Dikatakannya, masjid ini sudah dapat dipergunakan secara totalitas pada pelaksanaan salat Idul Fitri dan Idul Adha nanti. "Kami optimis, ketika mendekati perayaan hari raya Idul Fitri yang akan datang masjid ini sudah dapat dipergunakan seutuhnya. Sebab, fasilitas penunjang seperti listrik sudah lama terpasang," pungkasnya.(09)

PLN Linggau Minta Bantuan Petugas Cabang Lahat

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Tingginya tunggakan pelanggan PLN Ranting Lubuklinggau hingga Rp 1 Miliar lebih membuat pihak PLN meminta bantuan dari cabang Lahat. Bantuan berupa petugas ini dimaksudkan untuk melakukan pemutusan meteran milik pelanggan yang menunggak pembayaran hingga tiga bulan lamanya.
Tim PLN sudah melakukan tindakan dengan memutuskan meteran milik pelanggan PLN yang terdata dari nomor rekening penunggak. Sehingga tim dengan mudah mendatangi rumah pelanggan yang membandel untuk mencabut meteran mereka, dan melunasi pembayaran yang belum dilakukan pemilik di kantor PLN di kawasan Watervang.
Supervisor Penagihan PLN Ranting Lubuklinggau, Mashadi menjelaskan, petugas dari PLN Cabang Lahat itu sifatnya hanya membantu petugas PLN Lubuklinggau bersama aparat keamanan turun ke rumah pelanggan yang menunggak pembayaran. "Tim ini dibagi tiga grup dengan rute turun ke sejumlah tempat yang sudah diketahui lokasinya. Khususnya bagi pelanggan yang tidak mau melunasi pembayaran rekening listrik setiap bulan dengan tepat waktu atau menunggak pembayaran hingga tiga bulan lamanya," jelas Mashadi di ruang kerjanya.
Mashadi menambahkan, tugas dari tim ini mulai 1 April hingga 30 April mendatangi rumah pelanggan, dan mengecek langsung apakah mereka melakukan pelanggaran pembayaran atau tidak dengan menunggak hampir tiga bulan. "Kami menilai keengganan masyarakat membayar tagihan rekening listrik karena malas saja. Artinya kesadaran mereka itu masih kurang padahal mereka mesti melunasi pembayaran setiap bulan dengan tepat waktu sesuai jadwal yang sudah ditetapkan PLN," tambah Mashadi.
Sementara itu, pelanggan PLN di Kota Lubuklinggau, Ti mengeluhkan pemadaman listrik kerap terjadi di di kawasan Simpang Periuk. "Saya minta PLN meningkatkan pelayanan karena listrik di tempat saya pernah padam dari sore hingga dini hari. Karenanya saya tidak dapat melakukan apa-apa dengan kondisi semacam ini listrik tidak menyala, dan tidak bisa menghidupkan barang elektronik milik saya," tambah Ti.
(06)

Rabu, 28 April 2010

Tunggakan Pelanggan PLN Linggau Rp 1 Miliar Lebih

0 komentar
Pelanggan di Kecamatan Banyak Menunggak
LUBUKLINGGAU–Tunggakan pelanggan PLN Ranting Lubuklinggau hingga akhir April 2010 ini mencapai Rp 1.760.503.835. Jumlah tunggakan yang cukup besar tersebut disebabkan banyak pelanggan PLN belum melunasi pembayaran hingga tiga bulan terakhir.
Padahal, sesuai ketetapan diberlakukan PLN setiap pelanggan yang menunggak pembayaran hingga tiga bulan maka meteran pelanggan dicabut. Dan aliran listrik ke rumah pelanggan tersebut diputus.
Manager PT PLN (Persero) WS2JB Cabang Lahat Ranting Lubuklinggau, Suharmanto, dikonfirmasi melalui Supervisor Penagihan, Mashadi mengatakan bahwa pelanggan yang belum melunasi pembayaran tersebut biasanya membayar pada akhir bulan. "Mungkin mereka malas melakukan pembayaran ke kantor PLN atau kantor jaga yang ada di kecamatan. Namun, kita tetap menindak pelanggan bandel dengan melakukan pemutusan jaringan jika mereka menunggak hingga tiga bulan berturut-turut," kata Mashadi di ruang kerjanya, Selasa (27/4).
Lebih jauh Mashadi menambahkan, jumlah tunggakan pelanggan PLN di Kecamatan Rupit senilai Rp 183.540.880 diikuti pelanggan Surulangun Rawas Rp 54.663.475. Serta tunggakan pelanggan di Kecamatan Rawas Ilir Rp 17.593.720 dan tunggakan paling besar dilakukan pelanggan PLN di Kota Lubuklinggau mencapai Rp 1.760.503.835.
"Dibandingkan tunggakan Maret 2010 lalu mencapai Rp 658.326.435 membuat angka tunggakan ini pada April mengalami peningkatan dari sebelumnya. PLN tetap berusaha mengatasi agar tunggakan tersebut mengalami penurunan dengan bekerjasama pihak PLN Cabang Lahat turun ke rumah pelanggan yang tidak melunasi pembayaran hingga tiga bulan. Petugas melakukan pemutusan pada rumah pelanggan hingga mereka mesti mengurusnya ke kantor PLN agar aliran listrik kembali menyala," papar Mashadi.
PLN juga sebelum melakukan pemutusan telah menyampaikan surat peringatan kepada pelanggan bersangkutan hingga mereka menjadi paham bahwa pemutusan itu tidak langsung dilakukan petugas. "Melainkan ada mekanisme dengan memberitahukan kepada pelanggan tersebut. Kita imbau kepada pelanggan PLN dapat melunasi pembayaran tagihan rekening listrik setiap bulan dengan tepat waktu," harap Mashadi.(06)

Warga J Ngadirejo Kecewa Atas Tindakan Kades

0 komentar
TUGUMULYO–Masyarakat Desa J Ngadirejo, Kecamatan Tugumulyo, kecewa dengan Kades J Ngadirejo, berinisial Sj yang telah memberi izin tetap meneruskan usaha PT Ayam Potong MJ hingga menimbulkan lalat menyerang pemukiman warga.
"Warga merasa dipermainkan oleh Kades selaku pemerintah tidak komitmen, mengapa masih memberikan izin kepada pemilik PT Ayam Potong MJ yang sudah berjanji akan menutup kegiatan usaha tersebut, setelah 50 hari terhitung sejak 7 Februari 2010 lalu. Namun, hingga sekarang sudah lebih 10 hari tetapi pemilik PT Ayam Potong tetap membuka kegiatan usahanya," kata SN, warga Desa Ngadirejo kepada wartawan koran ini, Senin (27/4).
Ia menjelaskan, adapun yang dikatakan JN selaku pemilik ayam potong MJ pada Minggu (27/4) di rumah kediamanya di Desa A Widodo sudah ada rekomendasi dari Kades untuk meneruskan usahanya. "Nah mendengar perkataan inilah warga merasa dipermainkan Kades karena tidak sesuai dengan pernyataan telah ditandatangani. Dengan sikap tersebut Kades telah mengecewakan warga," kata SN.
SN menambahkan, keadaan ini membuat warga emosi dan berniat akan melaporkan ke camat maupun ke Pemkab Mura untuk menindaklanjuti surat pernyataan tersebut.
Lanjut dia, warga sebenarnya sudah membongkar paksa sesuai dengan perjanjian hanya saja Kades tidak peduli terhadap keluhan warga. "Diduga Kades telah menerima sogokan dari PT Ayam Potong MJ milik JN," ujar SN.
SN mengatakan, warga sudah lama kesal dengan setiap tindakan Kades dan dikhawatirkan akan mempengaruhi Pemilukada. "Yang mana warga sebenarnya sudah simpati terhadap salah satu calon kandidat, karena melihat prilaku Kades tersebut membuat warga berbalik. Sebab kami tidak ingin Kades yang mendapat pujian dari pemerintah," jelas SN. Warga berharap Camat Tugumulyo dapat mengatasi permasalahan ini dan meninjau langsung masyarakat di Desa Ngadirejo.
Sementara Kades Ngadirejo, Sj saat dihubungi wartawan koran ini tadi malam mengatakan, setiap keluhan warga sangat dipahami dirinya. "Bahkan yang pertama kali marah ketika adanya pengaruh lalat yang bersumber dari PT Ayam Potong MJ yang menyerang pemukiman warga adalah saya. Lalu pemiliknya kami pangil untuk menandatangani surat pernyataan," kata Sj.
Namun, kata Sj, alasan dirinya mengizinkan PT Ayam Potong MJ melanjutkan usahanya karena PT tersebut siap mengantisipasi masalah lalat menyerang warga. "PT ini sudah banyak membantu setiap kegiatan desa dan merupakan income bagi desa. Saat ini lalat terus kami pantau sebulan sekali," ungkap Sj.
Kades menambahkan, timbulnya lalat bukan hanya dari kandang PT Ayam Potong saja, tetapi banyak juga dari kandang warga pribadi dan antisipasinya warga tidak ada. "Pihak PT Ayam Potong ini sudah ada itikad baik selalu mengantisipasi maka saya izinkan untuk meneruskannya. Karena mereka juga perlu makan dan mempunyai anak dan istri," papar Kades Sj.
Menurut dia, adapun warga yang kesal dengan tindakan dirinya itu hanya warga yang kontra terhadap kepemimpinannya. "Semenjak pemilihan Kades tersebut," pungkasnya.(14)

Kabel Listrik di Campursari Dicuri Oknum

0 komentar
MEGANG SAKTI–Kembali masyarakat Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas (Mura), permasalahkan aliran listrik yang belum nyala. Kini warga Desa Campursari Transmandala Kecamatan Megang Sakti mengeluhkan listrik tidak kunjung menyala di desanya.
Salah seorang warga, M Nedo mengatakan, sudah lama warga mendambakan listrik segera menyala. Sebab, sudah bertahun-tahun tiang listrik itu terpasang namun tidak kunjung dialiri arus listrik.
Nedo menambahkan, kabel listrik yang telah dipasang tersebut kini sudah banyak yang hilang dicuri orang. "Sudah dua tahun lebih dipasang tapi untuk pajangan saja. Kan sayang jika tidak dimanfaatkan untuk penyaluran aliran listrik. Dengan tidak dialiri listrik kabel banyak dicuri orang," kata Nedo.
Untuk itu warga berharap didaerahnya segera dialiri arus listrik, sebab sudah bertahun-tahun lamanya hanya mengandalkan penerangan apa adanya. "Kami hanya menyambung mesin diesel tetangga, dengan kemampuan satu mesin diesel untuk satu RT. "Itu juga hanya menyala sampai pukul 21.00 WIB saja," ungkapnya.
Lanjut Nedo, selain penerangan di malam hari warga juga membutuhkan hiburan di siang hari kalau tidak menghidupkan mesin tentu tidak bisa menyalakan barang elektronik. "Sekarang sudah agak mendingan mas sudah ada mesin diesel kalau dulu benar-benar mengandalkan lampu teplok dan obor. Karena dulu mencari lilin sulit sekali," papar Nedo.
Menurut Nedo, pemerintah hendaknya cepat menghidupkan listrik sebab tiang-tiang dan kabel bukan hanya sebagai pajangan saja, tetapi untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat agar warga merasa lebih nyaman. Ia meneruskan persoalan ini sudah beberapa kali disampaikan kepada pihak desa serta ditujukan ke Pemkab Mura. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya.(14)

Selasa, 27 April 2010

Tikus Serang Areal Sawah Desa Sumberkarya

0 komentar
Hasil Panen Turun
STL ULU TERAWAS–Petani Desa Sumberkarya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas (Mura), keluhkan areal sawah diserang hama tikus dalam sepekan terakhir. Serangan hewan pengerat ini mengakibatkan banyak padi mengalami kerusakan.
Wardoyo petani Desa Sumberkarya kepada wartawan koran ini, Senin (26/4) mengatakan, banyak tikus menyerang tanaman padi di areal persawahan sehingga banyak tanaman padi miliknya yang ditanam mengalami kerusakan. "Saya khawatir nanti mengakibatkan gagal panen. Kejadian semacam ini pernah terjadi pada musim panen tahun lalu, dengan hasil panen banyak yang gagal dari sebahu hanya mendapatkan 15 karung saja," kata Wardoyo.
Wardoyo menambahkan, masalah serangan hama tikus ini sering dialami hampir setiap tahun. Padahal, upaya memberantas sudah sering dilakukan dengan memberikan berbagai macam obat dan racun tikus. Tapi tetap saja masih ada tikus menyerang tanaman sawah.
Ia menjelaskan, kalaupun tikus di areal persawahan miliknya diberantas namun tikus itu tetap saja ada berasal dari areal sawah milik warga lain. "Memang kalau untuk menangani masalah tikus para petani harus serentak melakukannya," jelas Wardoyo.
Terpisah, Gunawan, petani Kelurahan B Srikaton, Kecamatan Tugumulyo yang kebetulan sedang melaksanakan panen mengatakan pada panen sekarang hasilnya bagus dibandingkan tahun lalu. Meski saat ini tanaman padi diserang hama tikus.
Gunawan menambahkan, masalah tikus memang hampir setiap tahun menyerang areal sawah hingga hasil panen tahun lalu dari sebahu hanya menghasilkan 25 karung. "Untuk normalnya dalam sebahu itu mencapai 40 karung," papar Gunawan.
Mengatasi masalah ini, sambung dia, pihaknya sering memberi obat dan racun tikus pada tanaman padi. "Tetapi masih saja tikus menyerang tanaman padi, hanya saja sekarang sedikit berkurang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Hendy UP mengatakan, serangan tikus memang sering dialami para petani hanya saja kalau untuk penanganannya pertama petani melakukan pengrobyokan sebelum tanam. "Mulai umur setahun pengumpanan sanitasi lingkungan," kata Hendy yang dihubungi via ponsel tadi malam.
Hendy menambahkan, kalau untuk cara teknologi sekarang menggunakan bensin yang dimasukan kelubang tikus dan bisa juga pakai kapas disiram bensin. Imbauan kepada para petani yang sudah melaksanakan pengrobyokan dihargai Rp 500 untuk satu tikus. "Selain itu secara spritual petani harus membayar zakat pertanian," pungkasnya.(14)

Pasar Inpres O Mangunharjo Sepi Pengunjung

0 komentar
PURWODADI–Pasar Inpres O Mangunharjo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas (Mura) terlihat sepi pengunjung. Terbukti, Senin (26/4), sedikit sekali masyarakat melakukan transaksi di pasar kebanggaan warga Purwodadi tersebut.
Penanggung Jawab Pasar (PJP) O Mangunharjo, M Sahid kepada koran ini mengatakan, pasar Inpres O Mangunharjo memang sepi pengunjung karena sudah banyak pasar-pasar saat ini di setiap kecamatan, seperti pasar Megang Sakti, Sumberharta, dan Tugumulyo.
Sahid menambahkan, padahal sebelum ada pasar di Megang Sakti, dan Sumberharta pasar ini sangat ramai pengunjung. "Dulu namanya pasar desa dan penjualnya saling berhadap-hadapan dengan membentuk angka O, makanya dinamakan pasar O," kata Sahid.
Faktor sepinya pasar O Mangunharjo, kata dia, memang kondisi luas arealnya sempit. "Mungkin kira-kira seperempat hektar saja dan hanya ada satu hamparan los yang dipakai penjual," paparnya.
Lanjut Sahid, satu hamparan los ini masih bergabung antara pedagang pakaian dan sayuran. "Namun kebanyakan penjual sayuran, kalau penjual pakaian sekitar 6-7 sekat saja,"katanya.
Selain lokasi pasar sempit, jalan di bagian pasar itu juga becek saat musim penghujan. Sehingga pembeli hanya mendatangi penjual ketika kondisi jalan terlihat bagus. "Kasihan dengan penjual berada di jalan becek," ucapnya.
Untuk itu ia minta pada pemerintah agar jalan tersebut segera diperbaiki demi kenyamanan warga saat bertransaksi. "Kalau kondisi jalan sudah ditingkatkan mudah-mudahan menambah income pasar O Mangunharjo. Hanya saja untuk perbaikan ini belum ada rekomendasi dari Pemkab Mura," jelasnya.(14)

Masyarakat Srikaton Manfaatkan Pupuk Organik

0 komentar
TUGUMULYO–Masyarakat Kelurahan B Srikaton, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura) sudah memanfaatkan sampah yang dikelola menjadi pupuk organik. Pupuk itu saat ini dipakai untuk menyuburkan tanaman pertanian, seperti padi dan palawija.
Lurah B Srikaton, Badrun kepada wartawan koran ini, Senin (26/4) mengatakan, sampah yang biasa menumpuk di pasar sekarang diolah menjadi pupuk organik. "Pengolahan pupuk itu telah dilakukan warga Srikaton sejak 1 April lalu dengan memanfaatkannya pupuk tersebut di areal sawah mereka," kata Badrun.
Ia menambahkan, sebelumnya sampah menumpuk dipembuangan sampah pasar B Srikaton. "Alhamdulilah saat ini masyarakat kelurahan sangat peduli dan sadar masalah sampah. Kemudian sampah itu kami manfaatkan sebagai bahan pupuk organik diolah dengan mesin sampah. Mesin ini merupakan bantuan dari Badan Lingkungan Hidup (BLHD)," kata Badrun.
Lanjut Badrun, pengelolaan sampah ini dinamakan reresik B Srikaton. Rencananya pengelolaan dilakukan tidak hanya di Kelurahan B Srikaton saja, tetapi juga di Desa A Widodo, F Trikoyo, D Ngadirejo dan C Nawangsasi.
Masih kata dia, jaringan sistem pengelolaan sampah reresik B Srikaton, sampah yang dikumpulkan di depan rumah warga itu lalu diangkut petugas ke pencacahan sampah kemudian dipilih mana sampah organik dan non organik terus dijemur, digiling atau dicacah. "Setelah itu dikemas dalam pot dan siap digunakan untuk menanam tanaman padi, palawija maupun holtikultura,"katanya.
Ditanya masalah jadwal pengumpulan sampah, Badrun mengatakan, kegiatan itu dilakukan Senin, Selasa, Rabu sedangkan Kamis dan Jumat dilakukan penjemuran. Sementara Sabtu dan Minggu dilaksanakan penggilingan sampah tersebut.
Badrun mengimbau kepada masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah ke sungai atau saluran irigasi.(14)

Senin, 26 April 2010

PT MJ Dinilai Warga Ngadirejo Ingkari Janji

0 komentar
TUGUMULYO–PT MJ yang bergerak dibidang peternak ayam potong, dinilai warga Desa Ngadirejo ingkar janji. Pasalnya, 7 Februari 2010 lalu, pemilik perusahaan MJ telah membuat surat pernyataan akan menutup tempat usahanya paling lambat 50 hari setelah dibuatnya surat perjanjian.
Namun, kenyataannya hingga saat ini perusahaan tersebut belum memenuhi janjinya. "Bahkan saat ini kandang ternak perusahaan itu mulai diisi kembali dengan bibit ayam potong oleh pemiliknya,"kata SN, warga Desa Ngadirejo kepada wartawan koran ini, Minggu (25/4).
SN mengatakan, saat ini masyarakat menginginkan pemilik usaha segera menghentikan aktivitasnya. "Hal ini sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangai diatas materai 6000 oleh pemilik PT MJ," ucap SN.
Menurut SN, saat ini masyarakat sudah sangat kesal dan meminta pemerintah setempat dalam hal ini Kepala Desa (Kades) Ngadirejo segera mengatasi permasalahan tersebut. "Jangan sampai membuat warga emosi, warga sudah sangat kesal dan Kades sendiri sangat lamban menyelesaikan permasalahan ini. Kalau masalah dibiarkan begitu saja akan berdampak terhadap masyarakat sendiri, terutama polusi dari kotoran lalat,"paparnya.
Sementara itu JN, pemilik peternak ayam potong perusaan MJ kepada wartawan koran ini mengaku telah mendapatkan rekomendasi dari Kades Ngadirejo, untuk tetap meneruskan usaha peternakannya. "Kalau pihak pemerintah setempat memberikan izin, kami belum mau membongkarnya," kata JN.
Dikatakannya, mengenai polusi lalat yang sangat mengganggu masyarakat pihaknya akan berusaha mengantisipasinya. "Masalah perjanjian yang saya tandatangani pada waktu itu kerena saya merasa dipaksa oleh warga,"jelasnya.
Hingga berita ini naik cetak, belum ada keterangan resmi dari Kades Ngdirejo. Saat ditemui di rumahnya yang bersangkutan tidak berada ditempat.(14)

Aliran Irigasi Kawasan B Srikaton Dipenuhi Sampah

0 komentar
TUGUMULYO–Sebagian kecil masyarakat Kelurahan B Srikaton, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas (Mura), ternyata belum sadar akan kebersihan lingkungan. Buktinya, masih banyak warga membuang sampah di pinggiran irigasi sepanjang Desa B Srikaton.
Pantauan wartawan koran ini, Minggu (25/4), di sekitar sungai masih ada tumpukan sampah yang mengotori aliran irigasi yang berada di kawasan Kelurahan B Srikaton.
Pembantu Pengelola Pasar, Andika Susandi mengatakan, kalau tumpukan sampah di penggiran irigasi kebanyakan kiriman dari atas, atau bukan warga B Srikaton. "Kalau para pedagang di sini sudah mulai sadar, dengan membuang sampah pada tempatnya," kata Andika.
Ia menambahkan, pihaknya selalu memantau dan memperingatkan kepada para pedagang agar tidak membuang sampah ke sungai atau aliran irigasi. "Seharusnya mereka membuang sampah pada tempatnya,"kata Andika.
Lurah B Srikaton, Badrun mengatakan, masalah sampah menumpuk di aliran irigasi B Srikaton hanya kiriman dari desa yang berada di atasnya. Sehingga sampah tersebut tersangkut diputaran bendungan air Kelurahan B Srikaton.
Dikatakan Badrun, untuk masyarakat di Kelurahan B Srikaton sudah sangat sadar dalam hal membuang sampah. "Kami sudah menyediakan bak sampah untuk penampungan sampah. Sedangkan pengangkutannya seminggu sekali," papar Badrun.
Masih kata Badrun, pihaknya juga menyediakan motor sampah untuk pengelolaan sampah yang ada di Kelurahan B Srikaton. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
(14)

HUT Pengajian Al-Hijrah Dimeriahkan Berbagai Lomba

1 komentar
TERAWAS–Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 berdirinya Pengajian Al-Hijrah, panitia mengadakan berbagai perlombaan yang bernapaskan budaya Islam. Peserta perlombaan berasal dari lima kecamatan di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Minggu (25/4), di Desa Srimulyo, Kecamatan STL Ulu Terawas.
Kegiatan tersebut dihadiri peserta Ikatan Remaja Masjid (IRMAS) dari lima kecamatan, diantaranya Tugumulyo, STL Ulu Terawas, Sumber Harta, Purwodadi, dan Tuah Negeri.
Ketua Panitia Lomba Pengajian Al-Hijrah, Muhamad Sidiq, kepada wartawan koran ini mengatakan, perlombaan tersebut baru pertama kali diadakan. Adapun jenis yang dilombakan, diantaranya Tartil Al Quran, Kuliah Tujuh Menit (Kultum), dan pentas seni rebana.
Dikatakan Sidiq, dewan juri dalam perlombaan tersebut didatangkan dari Pondok Pesantren Al-Azhar, diataranya Ustadz Sunaryo, Ustadzah Endang, Ustadzah Eka, dan dibantu dewan juri dari Kecamatan Tugumulyo, yakni Ustadz Ardiansyah.
Ditambahkannya, untuk rencana pengajian akbar akan dilaksanakan Minggu depan Sekaligus pengumuman pemenang dari hasil lomba.
Ustadz Ardianswyah ketika diwawancarai koran ini mengatakan, lomba yang diadakan panitia ini sebagai salah satu motivasi bagi generasi muda agar lebih kreatif dalam meningkatkan nilai seni dalam pendidikan Islam sesuai dengan ajaran Al Quran. "Hal itu dapat dilihat dari antusianya para peserta mengikuti lomba tersebut hingga mencapai 500 orang," katanya.(14)

Jumat, 23 April 2010

Terminal Simpang Periuk Sepi Angdes

0 komentar
MUSI RAWAS–Terminal Tipe A Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II tampak sepi dari Angkutan Desa (Angdes). Salah satu penyebabnya, banyak jalan alternatif menuju pusat Kota Lubuklinggau.
Sementara itu untuk kendaraan Angkutan Kota Antar dan Dalam Provinsi (AKDP), dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) sudah banyak lintasan, yaitu Jalan Lintas Timur (Jalintim), Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) dan Jalan Lintas Barat (Jalinbar).
Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal (KUPTT) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Dadang Cobry kepada wartawan koran ini, Kamis(22/4) mengatakan, petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Mura yang ada di Terminal Tipe A, ruang lingkup hukumnya hanya di dalam Terminal Tipe A. "Kalau sudah keluar dari terminal untuk menertibkan angdes nanti menyalahi aturan, karena sudah masuk wilayah hukum Kota Lubuklinggau,"kata Dagang.
Dadang menambahkan, masalah penertiban dan kerjasama dengan Dishub Kota Lubuklinggau sudah sering dilaksanakan, hanya saja sampai sekarang untuk kesadaran masyarakat terutama pengendara kendaraan roda empat untuk masuk terminal masih minim. Selain itu banyaknya jalan aternatif yang bisa lansung akses ke Kota Lubuklinggau tanpa melewati Terminal Tipe A.
Selain banyaknya jalan alternatif yang membuat sepinya terminal, banyak agen-agen bus keberadaannya di luar terminal. Seharusnya agen bus pada umumnya masuk dalam terminal sehingga terminal dapat berfungsi,"ucap Dadang.
Tetapi pihak KUPP terus melakukan sosalisasi kepada masyarakat untuk melaksanakan peraturan yang ada. "Pastinya dari pihak Dishub Kabupaten Mura yang bertugas di Terminal Tipe A ini tidak mengizinkan Angdes langsung masuk ke Kota Lubuklinggau, melainkan harus masuk ke Terminal Tipe A terlebih dahulu,"tegas Dadang.
Menurut Dadang, Angdes yang masuk ke terminal setiap hari sekitar 20 unit itu umumnya pada pagi hari. Sedangkan Angdes yang ngetem di Terminal Tipe A kebanyakan dari Jayaloka, Bina Sains, dan Banpres.
Ditanya masalah retribusi, Dadang mengatakan, untuk retribusi sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No.2 Tahun 1999. Untuk Angdes hanya Rp 750, mobil AKAP non AC Rp 2.250, AKAP Pul AC Rp 3.500, dan untuk AKDP Rp 1.500. Kemudian mobil truk Rp 3.750, mobil truk Tronton Rp 4.750 dan mobil Pick Up Rp 750. "Untuk tarif retribusi ini termasuk paling murah. Seharusnya tarif angkutan masuk terminal tersebut sudah direvisi,"jelas Dadang.(14)

Los Pasar B Srikaton akan Renovasi

0 komentar
TUGUMULYO–Pemerintah Kabupaten Musi Rawas (Pemkab Mura) berencana akan merenovasi kawasan Pasar B Srikaton, Kecamatan Tugumulyo. Anggaran rehabilitasi areal pasar tersebut akan dianggarkan pada APBD 2011.
Adapun area yang akan diperbaiki khusus los pedagang sayuran. Mengapa hanya los pedagang sayuran yang diperbaiki? Karena daerah tersebut kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk difungsikan para pedagang. Sebab, lokasinya sempit sehingga kalau itu dibiarkan akan membuat pedagang ataupun pembeli merasa tidak nyaman.
Pembantu Pengelola Pasar (PPP) B Srikaton Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Mura, Andika Susandi saat dihubungi wartawan koran ini, Kamis (22/4) mengakui kondisi los pedagang sayur sudah layak untuk direnovasi. Disamping kondisi jalannya becek saat hujan turun juga sempit.
"Saat musim hujan kondisi jalan di area los pasar sayuran becek, jadi pengunjung pasar enggan untuk kesana. Untuk perbaikan jalan insyaallah akan diperbaiki pertengahan 2010 ini, dan dibiayai melalui dana APBD Pemkab Mura 2010. Saya yakin, dengan diperbaikinya jalan di sekitar los pasar sayur, para pengunjung dan pedagang akan lebih nyaman,"tegas Andika.
Menurut Andika, rencana perbaikan los pasar sayuran itu sudah mendapat rekomendasi dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Mura. "Kalau fasilitas sudah dibangun para pedagang harus mematuhi peraturan yang berlaku sesui dengan Perda No.5 Tahun 2000 tentang Peraturan Retribusi, Keamanan dan Kebersihan,"jelasnya.
Ditambahkannya, di tahun 2008 lalu kios Pasar B Srikaton sudah ada penambahan dan rehabilitasi sebanyak 70 kios. Dengan adanya perbaikan maka kios di pasar itu terlihat rapi. Kemudian dengan adanya penambahan jumlah kios berdampak pada penambahan jumlah pedagang.(14)

Kesadaran Masyarakat Patuhi UU Perkawinan Tinggi

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Kesadaran masyarakat Kecamatan Lubuklinggau Timur II, untuk mematuhi Undang-Undang No.1 Tahun 1974 pasal 6 ayat (2) sudah cukup tinggi. Terbukti, sebagian besar warga tersebut menikah diatas usia 21 tahun.
Demikian diungkapkan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Suhadi, kepada wartawan koran ini, Kamis (22/4).
"Secara administrasi warga sudah memenuhi ketentuan usia minimal 21 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Apabila ada warga yang menikah dibawah usia 21 tahun harus mendapat izin dulu dari kedua orangtua. Tapi sampai sekarang laporan kepada kami usia pernikahan warga di Kecamatan Lubuklinggau Timur II sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan," aku Suhadi.
Suhadi menambahkan, agar masyarakat paham tentang UU No.1 Tahun 1974, maka KUA terus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pernikahan. Sosialisasi ini dilakukan ketika ada pertemuan di masyarakat, seperti kegiatan keagamaan, khutbah nikah dan juga melalui Pegawai Pembantu Pencatat Nikah (P3N).
Adapun persyaratan untuk calon pengatin (Catin) sebelum melaksanakan pernikahan harus melengkapi administrasi, seperti surat keterangan dari lurah (N1), surat keterangan asal-usul keturunan (N2), surat keterangan persetujuan kedua mempelai (N3), dan surat keterangan orangtua (N4). "Kalau persayaratan ini lengkap baru bisa dilaksanakan pernikahan," jelas Suhadi.
Ditanya berapa pasangan pernikahan untuk 2008 lalu, ia menyebutkan jumlahnya mencapai 300 pasang. Sementara 2009, jumlahnya turun menjadi 260 pasang.
Ditambahkan Suhadi, mengenai biaya pernikahan senilai Rp 30 ribu termasuk buku nikah. "Biaya itu sudah termasuk penerbitan buku nikah," katanya.(14)

Rabu, 21 April 2010

Puskesmas Dibekali Alat Fogging

0 komentar
MUSI RAWAS–Kabupaten Musi Rawas (Mura) mulai tahun ini, akan membekali 27 Puskesmas dengan alat pengasapan (Fogging) guna mengantisipasi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya yang sempat menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Selama ini Puskesmas yang ada di masing-masing kecamatan di Kabupaten Mura harus mengajukan permintaan fogging terlebih dulu kepada Dinkes jika menemukan warga yang terserang DBD. Mulai tahun ini semua Puskesmas akan dilengkapi dengan alat fogging sehingga mereka dapat bertindak cepat," kata Kepala Bidang Program pada Dinas Kesehatan Mura, Yanuar Shaleh kepada wartawan koran ini, Selasa (20/4).
Dilanjutkan Yanuar Shaleh, pengadaan alat fogging sebagai upaya untuk mempersingkat birokrasi sehingga nantinya petugas yang ada di masing-masing Puskesmas akan melakukan tindakan pencegahan dan memberikan laporan kepada Dinkes.
Selama ini Kabupaten Mura masuk dalam zona endemik DBD karena iklim serta kondisi geografis daerah yang sebagian besar merupakan rawa-rawa dengan potensi menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.
Untuk mengurangi dan menurunkan penderita DBD dalam berbagai desa di daerah tersebut, maka peran serta masyarakat dan keterlibatan warga dalam forum desa siaga maupun petugas kesehatan sangat dibutuhkan. Caranya memberikan laporan kepada petugas kesehatan mengenai keberadaan desa maupun warga yang terserang penyakit tersebut.
Dari catatan pihaknya warga yang terserang DBD pada 2009 lalu ada sembilan orang. Namun, tidak menimbulkan korban jiwa. Warga yang terkena serangan DBD disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebar di lima kecamatan antara lain Karang Jaya, Karangdapo, Muara Kelingi, Muara Beliti, dan Rawas Ulu.
Permasalahan dalam penanganan berbagai penyakit di daerah itu, kata dia, selama ini masyarakat hanya mengetahui Puskesmas sebagai tempat orang berobat atau tindakan kuratif. Padahal sarana kesehatan dapat dijadikan tempat warga untuk mendapat ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. "Baik yang sifatnya pencegahan (Preventif) maupun promosi bidang kesehatan serta tempat mengajarkan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat guna terhindar dari serangan penyakit," tambahnya.(11)

MUI Palembang Tanggapi Rumor Seputar MTQ

0 komentar
MUSI RAWAS–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palembang menyoroti isu yang berkembang setelah pembukaan MTQ XXIV Sumsel di Kabupaten Musi Rawas. Menurut Wakil Ketua MUI Kota Palembang, Zainudin Ismail, Selasa, (20/4), rumor yang berkembang atas gagalnya pelaksanaan pembukaan menampilkan Rhoma Irama karena angin puting beliung disebabkan sebelum acara diadakan ritual tolak hujan dan tolak balak dengan menyembelih kerbau.
Pihaknya berharap ritual semacam ini semestinya tak dilakukan karena kita sebagai manusia harus lebih percaya kepada-Nya.
Sementara Itu Supri, warga Kecamatan Muara Beliti mengakui adanya ritual pemotong kerbau yang kepalanya ditanam yang kemudian darahnya dipercikan di seluruh areal pelaksanaan MTQ.
"Ritual ini dilaksanaan pada hari Minggu dini hari Pukul 02.00 WIB, setelah sebelumnya terjadi hujan deras disertai hujan petir dan puting beling yang merobohkan tenda," katanya.
Hal sama diakui BN, salah seorang pegawai Pemkab Mura menuturkan, pihaknya cukup dibuat sibuk dengan memperbaiki tenda yang roboh akibat terjangan angin puting beliung. "Setelah kejadian hujan yang cukup deras pada Minggu dinihari diadakan ritual potong kerbau," katanya.(11)

Masyarakat Dwijaya Minta Peningkatan Jalan

0 komentar
TUGUMULYO–Kembali warga Desa G2 Dwijaya, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas (Mura), mengeluhkan jalan poros rusak hingga kesulitan mengangkut hasil bumi keluar desa.
"Jalan di desa kami saat ini rusak parah dan sulit dilalui kendaraan," kata Hendra, salah seorang warga setempat, Selasa (20/4). Dilanjutkan Hendra, kalau jalan ini dibiarkan terus seperti ini membuat tingkat kesejahteraan masyarakat tidak akan naik bahkan tambah menurun.
"Kalau pemimpin kabupaten ini ingin mensejahterakan masyarakat maka hal tersebut tidak akan tercapai. Karena kondisi infrastruktur jalan masih cukup minim menyebabkan sulitnya warga meningkatkan perekonomian mereka," kata Hendra.
Lanjut Hendra, Pemkab Mura dapat memperbaiki jalan tersebut serta meningkatkan menjadi hotmix. Dengan jalan ditingkatkan serta dijadikan Hormix secara otomatis perekonomian masyarakat meningkat sehingga kesejahteraan warga dapat tercapai.
"Kalau kondisi jalan tetap seperti ini maka masyarakat terbatas untuk meningkatkan kesejahteraan. Kami minta kepada pemerintah segera memperbaiki jalan yang berlubang," harapnya.
Sedangkan, Marno, warga desa yang sama menuturkan jika nanti jalan ini sudah diperbaiki bahkan ditingkatkan mereka siap merawat dan menjaganya.(11)

Selasa, 20 April 2010

Musim Hujan Petani Karet Keluhkan Pendapatan Turun

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Petani Karet Kelurahan Siring Agung Kecamatan Lubuklinggau Selatan II keluhkan produksi menurun pada musim hujan bisa perhari mencapai 10 kilo, menjadi 5 kilo, perharinya.
Efendi (65) Warga Ke lurahan Batu Urib Kecamatan Lubuklinggau Utara II, yang mempunyai Kebun karet seluas 4 Hektar di kelurahan Siring Agung, ia mengeluhkan dikala musim hujan, susah untuk motong karet.
Ia mengakui kalau hujan terus menerus bisa mati plat, dan getahpun berkurang karena air meresap pada pohon karet jadi berkurang getahnya,
Tapi kalau musim panas juga, getahnya kering."Normalnya yaitu
dalam seminggu 2 kali hujan,"kata Efendi kepada wartawan koran ini Senin (19/4).
Efendi Menambahkan, kalau hujan lebat yang menjadi kendala hasil potongan karet jadi sia- sia bae karena getah yang di potong itu menyebar, tidak sesuai jalur potongan karet, dan hari karetnya pun terendam air, mekanya untuk hasil produksi berkurang di musim hujan.
"Untuk beberapa bulan ini, kerena hujan lumayan lebat, hanya menghasilkan perhari 5 kilo, biasanya mencapai 10 kiloan,"ucap Efendi.
Masih kata Efendi untuk harga perkilonya sekarang normal mencapai Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu, per kilonya, bersihnya, kalau haraga kotornya mencapai Rp 10 ribu. Hanya saja yang menjadi kendalan pengsilan panen saja berkurang kalau di musim hujan," ucapnya lagi.
Sementara itu Ingraini (50) warga yang sama,ia mengatakan muswim hujan beberapa bulan ini memang berpengaruh bagi petani kebun karet, salah satunya, plat rusak mas, terus getahnya pun berkurang," kata Ingraini.
Masih kata ingarini ia megakui untuk penghasilan produksi pun berkurang, biasanya saya perhari 10 sampai 11 kilom per hari. "Tetapi kalau hujan terus-terusan susah motong, perhari hanya 6 kiloan mas,"ucap Ingraini.
Tepisah, sementara itu Gozali petani karet Kelurahan Air Temam, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, mengeluhkan hal yang sama, kalau hijan sulit untuk memotong parah, sebab mati plat dan getahnya pun berkurang." Sehingga penghasilan perhari bisa 9 kilo sampai 10 kilo, dimusim hujan hanya 5 kilo," ucapnya.(14)

Abu Ja’at: Kami Tak Pernah Dilibatkan Kelola SDA

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Kinerja Bagian Administrasi Sumber Daya Alam (SDA) dinilai kurang maksimal. Betapa tidak, instansi tersebut tidak pernah dilibatkan dalam koordinasi pengelolaan hasil SDA, padahal berdirinya bagian itu tercantum dalam Peraturan Walikota No.17 Tahun 2008 tentang Koordinasi Perangkat Daerah Instansi Vertikal dalam Pemkot Lubuklinggau.
Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Administrasi SDA Setda Kota Lubuklinggau, Abu Ja’at kepada wartawan koran ini, Senin (19/4). "Sejauh ini kami belum pernah diajak koordinasi dengan Kasubbag Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (PKP), Perikanan dan Peternakan (Nakan) serta Pertambangan. Apa alasannya, saya juga belum jelas, mengapa tidak dilibatkan oleh tiga instansi tersebut dalam mengelola SDA," jelas mantan Camat Lubuklinggau Utara I ini.
Sebagai gambaran, lanjut dia, sebelum pemberian izin pengelolaan Sarang Burung Walet (SBW) seharusnya mengajak atau melibatkan Bagian Administrasi SDA untuk mengecek ke lapangan. Sehingga kinerjanya lebih optimal dalam membangun Kota Lubuklinggau. "Mungkin bagian ini masih baru, maka belum difungsikan sebagaimana mestinya," ucapnya.
Ditambahkan Abu Ja’at, seharusnya tiga instansi yaitu PKP, Nakan dan Pertambangan sebelum mengajukan surat ke walikota terlebih dahulu diketahui Bagian Administrasi SDA. "Setidaknya ada paraf dari bagian kami sebelum diajukan ke atasan," imbuhnya.
Terpisah, Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Lubuklinggau, Ruslan Erli saat dimintai tanggapannya melalui ponselnya, tadi malam tidak banyak komentar. "Saya tidak tahu soal SDA. Langsung saja tanyakan kepada kepala Bagian Administrasi SDA," pungkasnya.(10)

Masyarakat Tegal Sari Minta Penerangan Listrik

0 komentar
MEGANG SAKTI–Sebelumnya masyarakat Desa Tegal Sari, Kecamatan Megang Sakti, mengeluhkan kondisi jalan rusak parah dengan minta diperbaiki oleh pemerintah, kini warga setempat mengeluh minta penerangan aliran listrk belum sampai ke desanya.
Erman, salah seorang warga kepada koran ini Senin (19/4) mengatakan, selain jalan rusak di Desa Tegal Sari, aliran listrik juga belum sampai ke desa ini. Dan hanya ada tiang dan kabel saja sudah dipasang pada tahun lalu. "Tapi energi listrik belum dialirkan ke rumah," keluh Erman.
Ia mengakui aliran listrik belum sampai ke daerahnya sangat menyulitkan, apalagi di malam hari. "Selama ini saya hanya menggunakan mesin genset tetapi hanya mampu menyala sampai pukul 21.30 WIB paling lama," kata Erman.
Masih kata dia, kalau lebih cepat dihidupkan itu lebih bagus, agar perekonomian masyarakat di sini lebih maju. "Selain itu masyarakat juga dapat menikmati hiburan, maupun acara berita di televisi siang hari, agar tidak terlalu dan monoton sekali," keluhnya.
Erman menambahkan masalah ini sudah sering diusulkan. Bahkan dia pernah dengar dari Bupati sendiri mengusulkan untuk hidupkan, hanya dari pihak PLN belum ada persetujuan," papar Erman.
Sementara itu Anto warga yang sama sangat berharap agar secepatnya bisa dihidupkan aliran listrik karena memudahkan masyarakat untuk penerangan pada malam hari. "Selain jalan rusak listrik juga belum dihidupkan, sehingga membuat desa ini terisolir," kata Anto.
Anto menambahkan, tiang Listrik sudah di pasang dari SP 5 Sampai Desa Tegal sari hanya saja belum dihidupkan, kita juga bersyukur kalau pemerintah sudah ada perhatian dengan memasang tiang-tiang listrik, hanya saja belum ada energi listrik untuk di salurkan ke desa ini. Warga hanya mengiginkan lebih cepat lebih bagus. "Karena saya sendiri sudah 23 tahun belum menikmati aliran listrik," jelas Anto.(14)

Hasil Panen Petani Tugumulyo Meningkat

0 komentar

TUGUMULYO–Hasil panen masyarakat Tugumulyo pada 2009, mengalami peningkatan dibandingkan 2008. Terbukti, dari luas 5.112 hektar (ha) areal sawah dengan produksi rata-rata per hektar 7,1 ton meningkat menjadi 7,3 ton Gabah Kering Panen (GKP).


Jumlah seluruh produksi untuk 2008 dari 5.112 ha areal sawah hasil panen Kecamatan Tugumulyo sebanyak 36295,2 ton. Sedangkan untuk 2009 dengan luas areal sawah 5.112 ha mendapatkan sebanyak 37317,6 ton GKP.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Tanaman Pangan Holtikultura (UPT2PH) Kecamatan Tugumulyo, Ruslan mengatakan, kenaikan hasil produksi untuk 2009 karena petani sudah menggunakan bibit unggul, baik itu yang bersertifikat maupun melalui kegiatan Sekolah Lapangan Pengelola Pertanian Terpadu (SLP2T), dan bantuan pupuk organik dari pemerintah pusat. "Untuk bantuan setiap tahun ini merupakan program pemerintah,"ucapnya.


Ruslan menambahkan, adanya SLP2T, pola tanam petani mengalami peningkatan. Dimana setiap ada permasalahan pertanian maka petani sudah tahu bagaimana solusi mengatasinya. "SLP2T sudah berjalan dua tahun dengan melakukan pertemuan setiap bulan sekali. Manfaatnya banyak membantu para petani salah satu diantaranya masalah dalam pertanian," jelas Ruslan.


Lanjut Ruslan, untuk perencanaan hasil panen pada 2010 rata-rata per hektar harus mencapai 7,4 ton. Adapun daerah hasil panen terbesar pada 2009, diantaranya Desa Mataram dengan luas areal persawahan 285 ha. Kemudian Kelurahan B Srikaton dengan luas areal sawah 245 ha, Desa E Wonokerto luas areal sawah 215 ha yang lainnya luas areal sawah dibawah 201 ha. "Yang paling kecil luas areal sawah Desa I Sukomulyo," papar Ruslan.
Ditanya masalah serangan hama terhadap pertanian, Ruslan mengatakan, masalah serangan hama hampir seluruh persawahan di 16 desa.


"Kalau yang paling bayak mukin hanya lima desa," papar Ruslan tidak menyebutkan kelima desa tersebut. Untuk mengatasi masalah serangan tungro, sambung dia, yang sering menyerang pada pertanian, salah satunya dengan merubah pola tanam, seperti varietas harus diganti dengan yang lebih tahan dengan tungro. Kemudian menggunakan pestisida dengan penggunaannya mulai dari persemaian sampai musim tanah kurang lebih 12 kg. Adapun varietas yang dipakai pada pertanian Kecamatan Tugumulyo, diantaranya ciherang, mikongga, IR 64, dan banyuasin. "Untuk bibit pada 2008-2009 merupakan varietas bibit unggul nasional," jelas Ruslan.(14)

Jumat, 16 April 2010

Penduduk Miskin Linggau Selatan II Berkurang

1 komentar
LUBUKLINGGAU–Jumlah penduduk miskin pada Maret 2010 di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II mengalami penurunan sebanyak 105 jiwa. Jumlah ini turun dibandingkan pada 2009, dari 1223 jiwa turun menjadi 1118 jiwa.

Camat Lubuklinggau Selatan II, Sarmidi melalui Kasi Kesos, Murtati kepada wartawan koran ini mengatakan bahwa jumlah penduduk miskin dapat diketahui berkurang kemungkinan besar dari jumlah penerima bantuan beras raskin. Untuk rincian jumlah penduduk miskin pada 2009 di setiap kelurahan diantaranya, Kelurahan Taba Pingin sebanyak 157 jiwa, Moneng Sepati 73 jiwa, Marga Mulya 107 jiwa, dan Marga Rahayu 190 jiwa. Kemudian Tanah Periuk 155 jiwa, Simpang Periuk 123 jiwa, Siring Agung 107 jiwa, Eka Marga 177 jiwa, Karang Ketuan 134 jiwa. Sehingga jumlah keseluruhan warga 1223 jiwa.

Sedangkan 2010 diantaranya Kelurahan Taba Pingin sebanyak 159 jiwa, Simpang Periuk 121 jiwa, Siring Agung 105 jiwa, Tanah Periuk 150 jiwa, dan Moneng Sepati 66 jiwa. Lalu Marga Mulya 45 jiwa, Karang Ketuan 105 jiwa, Eka Marga 105 jiwa, Marga Rahayu 188 jiwa, dengan jumlah keseluruhan 1118 jiwa.
Penurunan jumlah penduduk miskin pengaruh terhadap bantuan Beras Miskin (Raskin), sebab dengan adanya bantuan beras penghasilan masyarakat bisa dimanfaatkan untuk yang lain. "Karena warga dapat menabung hasil pekerjaan sehari-hari," ucap Murtati.

Ditanya masalah bagaimana sistem pembagian raskin, Murtati menjawab raskin didapat masyarakat sebulan sekali dengan tetap membayar sesuai harga yang telah ditetapkan Rp 1.600 per kg. Sedangkan untuk 1 Kepala Keluarga (KK) dengan jatah 15 kg. Sementara pendataan dan pembagian dari kelurahan dilanjutkan ke pihak RT untuk disalurkan ke warga.(14)

Tanah di Pangkal Jembatan Sungai Mesat Amblas

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Masyarakat RT 08 Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, mengeluhkan tanah di bagian pangkal jembatan Sungai Mesat amblas. Warga juga khawatir bagian bawah jembatan sudah retak-retak akibat sering dilalui mobil angkutan berat, serta pengerjaan yang kurang baik dari pelaksana.

Bagian pangkal jembatan Sungai Mesat mengalami amblas pertama kali diketahui warga kemarin pagi (15/4) sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah itu Ketua RT 08, Purwanto bersama warga datang ke lokasi jembatan yang mengalami amblas. "Saya bersama masyarakat di sini melihat bagian jembatan yang amblas karena tergerus air hujan yang deras. Kami khawatir sekali jika bagian jembatan yang amblas itu makin besar mengakibatkan pengangkutan batubata dari dalam RT 08 tidak bisa diangkut keluar untuk dipasarkan," kata Purwanto kepada koran ini, kemarin sore.

Purwanto menambahkan, jalan amblas dan bagian jembatan yang retak itu sudah diketahui Ketua LPM Sukajadi, Murdianto yang telah melihat juga kondisi jembatan Sungai Mesat tersebut. "Saya sudah melaporkan jembatan yang amblas dan retak ini kepada Lurah Sukajadi, Sukandar dan Ketua LPM, Murdianto. Besok (hari ini, red) saya akan menyampaikan juga ke camat dilanjutkan ke Dinas PU Kota Lubuklinggau agar jembatan itu mendapatkan perhatian hingga bisa direhab," harap Purwanto.

Sedangkan Ketua LPM Sukajadi, Murdianto menyatakan bahwa tapakan jembatan Sungai Mesat sekarang ini tidak lagi menempel dengan baik hingga dikhawatirkan dapat membahayakan bagian jembatan yang di atasnya telah amblas. "Tapakan yang tidak menempel dengan baik itu membuat jembatan amblas dengan turun hingga 10 cm. Kita khawatir kerusakan bagian bawah jembatan makin parah hingga membahayakan masyarakat yang melintas di atas jembatan," kata Murdianto.

Murdianto menyatakan bangunan jembatan menghubungkan RT 07 dan RT 08 sudah lama dibangun Pemkot Lubuklinggau, dengan saat ini kondisinya memprihatinkan. Karena bagian pangkal kanan jembatan Sungai Mesat tanahnya amblas, dan bagian tapak juga sudah mulai turun. "Saya selaku Ketua LPM Sukajadi akan melaporkan masalah ini secara tertulis dilengkapi dengan foto-foto kepada camat dengan diketahui Lurah Sukajadi. Setelah itu kita akan menyampaikan laporan ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) minta diperbaiki, karena jika tidak secepatnya direhab bisa saja nanti makan korban karena pondasi jembatan tidak kokoh," kata Murdianto.

Pantauan koran ini di lokasi jembatan Sungai Mesat, pangkal jembatan memang amblas dan sangat mengkhawatirkan jika ada pengendara yang melintasi jembatan tersebut. Salah seorang warga yang tinggal tidak jauh dari jembatan mengatakan kondisi jembatan Sungai Mesat memang sangat mengkhawatirkan karena amblas dengan lubang yang cukup besar akibat digerus air.(06)

KUA Gencar Sosialisasi UU Perkawinan

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Kesadaran warga Kecamatan Lubuklinggau Timur I yang ingin menikah sudah cukup baik. Buktinya warga telah memenuhi syarat-syarat pernikahan sesuai dengan undang-undang nomor 1 tahun 1974 ayat 2 tentang perkawinan. Di mana disebutkan syarat menikah harus di atas usia 21 tahun.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Mas Ujang kepada wartawan koran ini Rabu (15/4) mengatakan, warga secara administrasi telah memenuhi ketentuan dimaksud, yaitu menikah minimal usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan juga laki-laki.

"Apabila ada warga yang menikah dibawah umur 21 tahun harus mendapat izin dulu dari kedua orang tua, tapi sampai sekarang laporan kepada kami sesuai dengan ketentuan usia yang telah ditetapkan," jelas Mas Ujang.
Agar masyarakat faham tentang UU Nomor 1 tahun 1974 maka KUA gencar dilakukan sosialisasi tentang pernikahan disampaikan Pegawai Pembantu Pencatat Nikah (P3N).

Mas Ujang menambahkan, untuk calon pengantin (Catin) sebelum melaksanakan pernikahan harus mempunyai persiapan, Surat Keterangan dari Lurah (N1), Surat Keterangan Asal Usul Keturunan (N2), Surat Keterangan Orang Tua. "Syarat ini harus diketahui lurah setelah itu dicek oleh KUA. Kalau memang lengakap baru bisa dilaksanakan pernikahan dan diberikan buku nikah," papar Mas Ujang.

Selain itu, lanjut dia, 10 hari sebelum pelaksanaan nikah pasangan diharuskan memiliki persiapan seperti bacaan kedua kalimat Shahadat, bacaan doa mandi wajib, bacaan wudu, dan bacaan shalat. Ketentuan ini ditetapkan agar saat pelaksanaan pernikahan sudah fasih dan lancar bacaanya. Mas Ujang juga mengungkapkan biaya nikah ditetapkan Rp 30 ribu per pasangan. Mereka akan mendapatkan buku nikah.

Ditanya jumlah pasangan yang menikah tahun 2008, ia menyebutkan 282 pasangan. Lalu tahun 2009 sebanyak 263 pasangan. Untuk diketahui Kecamatan Lubuklinggau Timur I memiliki 8 kelurahan dengan P3N ada 9 orang. "Tugas P3N tidak hanya untuk menikahkan pasangan saja. Tetapi juga melaksanakan kegiatan keagamaan yang berlangsung di kelurahan," jelasnya.(14)

KUA Gencar Sosialisasi UU Perkawinan

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Kesadaran warga Kecamatan Lubuklinggau Timur I yang ingin menikah sudah cukup baik. Buktinya warga telah memenuhi syarat-syarat pernikahan sesuai dengan undang-undang nomor 1 tahun 1974 ayat 2 tentang perkawinan. Di mana disebutkan syarat menikah harus di atas usia 21 tahun.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Mas Ujang kepada wartawan koran ini Rabu (15/4) mengatakan, warga secara administrasi telah memenuhi ketentuan dimaksud, yaitu menikah minimal usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan juga laki-laki.

"Apabila ada warga yang menikah dibawah umur 21 tahun harus mendapat izin dulu dari kedua orang tua, tapi sampai sekarang laporan kepada kami sesuai dengan ketentuan usia yang telah ditetapkan," jelas Mas Ujang.
Agar masyarakat faham tentang UU Nomor 1 tahun 1974 maka KUA gencar dilakukan sosialisasi tentang pernikahan disampaikan Pegawai Pembantu Pencatat Nikah (P3N).

Mas Ujang menambahkan, untuk calon pengantin (Catin) sebelum melaksanakan pernikahan harus mempunyai persiapan, Surat Keterangan dari Lurah (N1), Surat Keterangan Asal Usul Keturunan (N2), Surat Keterangan Orang Tua. "Syarat ini harus diketahui lurah setelah itu dicek oleh KUA. Kalau memang lengakap baru bisa dilaksanakan pernikahan dan diberikan buku nikah," papar Mas Ujang.

Selain itu, lanjut dia, 10 hari sebelum pelaksanaan nikah pasangan diharuskan memiliki persiapan seperti bacaan kedua kalimat Shahadat, bacaan doa mandi wajib, bacaan wudu, dan bacaan shalat. Ketentuan ini ditetapkan agar saat pelaksanaan pernikahan sudah fasih dan lancar bacaanya. Mas Ujang juga mengungkapkan biaya nikah ditetapkan Rp 30 ribu per pasangan. Mereka akan mendapatkan buku nikah.

Ditanya jumlah pasangan yang menikah tahun 2008, ia menyebutkan 282 pasangan. Lalu tahun 2009 sebanyak 263 pasangan. Untuk diketahui Kecamatan Lubuklinggau Timur I memiliki 8 kelurahan dengan P3N ada 9 orang. "Tugas P3N tidak hanya untuk menikahkan pasangan saja. Tetapi juga melaksanakan kegiatan keagamaan yang berlangsung di kelurahan," jelasnya.(14)

Kamis, 15 April 2010

15 Hektar Sawah di Desa Caruban Terendam

0 komentar
SUMBERHARTA–Masyarakat Desa Caruban Kecamatan Sumberharta, Kabupaten Musi Rawas (Mura), kembali mengeluhkan areal persawahannya terendam air dengan luas 15 hektar (ha).
Toyib, petani Desa Caruban kepada wartawan koran ini, Rabu (14/4) menjelaskan, sawah miliknya itu terendam sudah tiga hari ini. "Sekitar belasan hektar sawah yang terendam akibat hujan melanda. Dan air diduga berasal dari luapan Sungai Apur," kata Toyib.

Ia mengakui, setiap tahun tanaman padi di musim hujan banyak yang gagal karena sawah sering tergenang air. "Sawah saya sehektar rata dengan air, padahal baru saja menyemai bibit padi," keluhnya.
Toyib menambahkan, penyebab sawahnya terendam akibat luapan Sungai Apur yang diduga pembuangannya tidak lancar sehingga kalau hujan air meluap membanjiri persawahan warga. "Sampai-sampai banyak petani putus asa karena selalu gagal menanam. Hari ini menanam padi dan malam hujan maka besok sudah terendam sawahnya," jelas Toyib.

Selain itu Wito, petani yang sama menyatakan areal sawahnya dijadikan kolam ikan dengan jumlah bibit 60 ton ikan mas. Namun, akibat banjir ikan ini lari ke dalam sungai karena airnya rata sehingga melewati tanggul kolam. "Padahal kami hampir panen," kata Wito.

Ia mengaku banyak petani merugi karena selalu gagal tanam. "Diharapkan pemerintah peduli dengan petani di Desa Caruban, sebab kami tidak pernah bisa menanam padi. Sedangkan pendapatan hanya dari padi dan kolam ikan," papar Wito.

Wito menambahkan, permasalahan ini sudah sering diusulkan melalui Gapoktan, Musrenbang hingga diusulkan kepada Lurah Sumberharta yang lama, Dody. Dari penjelasan lurah didapatkan bahwa masukan petani segera diusulkan kepada pemerintah untuk memperbaiki pengairan Sungai Apur.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Bagian Pertanian (UPTBP), Siti Khodijah mengatakan, sawah yang terkena banjir sekitar 15 ha diketahui mereka setelah petugas mengecek ke lapangan. "Hasilnya masih dicek di lapangan oleh penyuluh TKST, jadi belum bisa berapa seluruhya yang terkena banjir," jelasnya.(14)

Masyarakat Nibung Selalu Diingatkan Jaga Kesehatan

0 komentar
MUSI RAWAS–Kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan keluarganya di Kecamatan Nibung, Kabupaten Musi Rawas (Mura), sudah cukup baik. Hanya saja masyarakat harus selalu diingatkan agar datang membawa anaknya ke Pos Kesehatan terdekat guna mendapatkan pelayanan kesehatan.

Penilaian ini dikatakan Camat Nibung, Haidir HT setelah dilaksanakan apel Desa Siaga di halaman kantor Camat Nibung, kemarin (15/4). Peserta apel Desa Siaga ini berasal dari 10 desa yang ada di Kecamatan Nibung. "Memang kita akui keinginan masyarakat menjaga kesehatan anak dan keluarga masih kurang, karena mereka selalu diingatkan terus jika ingin mendapatkan pengobatan dengan datang ke Pos Desa Siaga yang ada di desa-desa," kata Haidir kepada koran ini, Rabu (14/4).

Ia meneruskan, program pemerintah dengan menggulirkan Desa Siaga di Nibung sejak November 2009 lalu, disambut baik masyarakat setempat. Apalagi pihak kecamatan selalu melakukan koordinasi dengan lurah, kades, dan petugas guna menyukseskan program desa siaga tersebut. "Kami selalu melakukan koordinasi dengan petugas Desa Siaga, karena ini berkenaan dengan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Nibung. Saya juga menilai keberadaan Desa Siaga sudah efektif untuk masyarakat yang memang membutuhkan pelayanan kesehatan," papar Haidir.(06)

Hasil Panen Petani Ulu Terawas Meningkat

1 komentar
STL ULU TRAWAS–Hasil panen pertanian Kecamatan STL Ulu Trawas pada 2009 meningkat dibandingkan pada 2008. Kenaikan produksi ini disebabkan adanya Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan (KSLP) tanaman terpadu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Tanaman Pangan Holtikultura (UPT2PH), Kecamatan STL Ulu Terawas, Sumarno kepada wartawan koran ini, Rabu (14/4) mengatakan, kenaikan itu dari 5,1 ton sampai 5,1 ton per desa pada 2008. Sedangkan naik menjadi 5,2 sampai 5,3 ton per desa pada 2009 untuk Gabah Kering Panen (GKP).

Sedangkan hasil panen keseluruhan di Kecamatan STL Ulu Terawas 2009 hasil produksi padi sawah mencapai 41.658.669 ton dan padi gogo (darat) hasil produksi 887.803 ton.

Sumarno menambahkan, hasil panen terbanyak berasal dari Desa Srimulyo, Sumberkarya, dan Paduraksa. Sementara desa yang surplus beras (hasil sendiri), diantaranya Desa Sukorejo, Srimulyo, Sumberkarya, Sukakarya, Paduraksa, Babat, Sukorejo, Sukamana, dan Kosgoro.

Untuk daerah yang tidak surplus beras antara lain Desa Pasenan dan Madang. Karena areal sawah di dua desa tersebut kurang mendukung. "Kebanyakan warganya berpenghasilan dari kebun," kata Sumarno.
Ditanya masalah ganguan hama terhadap persawahan, Sumarno mengatakan, pertanian sering terserang tungro berada di Desa Sukorejo, Sukakarya, Srimulyo, Sumberkarya, dan Paduraksa.

Masih kata dia, dari masalah pertanian terhadap hama penyakit pihaknya sering mengadakan pertemuan dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setiap bulan guna mengatasi masalah tersebut.(14)

Hendy: Kenaikan Harga Pupuk Bukan Kebijakan Pemkab

0 komentar

MUARA BELITI–Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Musi Rawas (Mura), Hendy U Pranoto mengatakan, kenaikan harga pupuk Urea yang terjadi dalam sepekan terakhir ini bukan kebijakan dari Pemkab Mura melainkan kebijakan pemerintah pusat. Pihaknya hanya mengingatkan agar para petani dapat mengubah paradigma usaha tani dengan penggunaan pupuk anorganik, dan lebih menggunakan pupuk organik.


Statement Hendy ini menepis anggapan yang muncul dari para petani merasa kecewa dengan kenaikan harga pupuk Urea hingga muncul kesimpangsiuran bahwa harga pupuk mengalami kenaikan. "Saya perlu melakukan klarifikasi agar petani tidak kecewa dengan kenaikan harga pupuk ini. Kita menyarankan agar petani sekarang memakai pupuk organik. Saya contohkan pada 2008 dan 2009 lalu, telah dibangun empat contoh alat pengolah pupuk organik di Kecamatan Purwodadi, Sumberharta, Megang Sakti, dan K Kalibening," kata Hendy pada koran ini, Rabu (15/4).


Pihaknya berharap dengan pengolah pupuk organik dapat membantu petani mengatasi persoalan harga pupuk yang naik belakangan ini. Sehingga petani di kecamatan dapat meningkatkan produksi pertanian mereka.
Hendy juga meminta kepada para petani agar dapat menunaikan zakat pertanian untuk menggapai barokah para petani, hingga dapat mendukung program Mura Darussalam. "Saya harap dengan cara ini membuat produksi petani makin meningkat," harapnya.(06)

Selasa, 13 April 2010

Harga Pupuk Naik Meresahkan Petani

0 komentar
TUGUMULYO–Petani di Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura), mempermasalahkan isu kenaikan pupuk urea bersubsidi. Sebab, kenaikan harga pupuk dapat mengancam pendapatan petani karena mereka mesti menambah biaya produksi.

Salah seorang petani Desa H Wukirsari, Joko mengatakan bahwa naiknya pupuk urea subsidi menambah penderitaan petani. Karena sekarang pupuk urea bersubsidi naik berkisar Rp 70 ribu per sak.

"Saya juga terpaksa mengambil dari penggilingan dengan harga ditentukan pemilik penggilingan," kata Joko kepada koran ini, Senin (12/4). Joko menambahkan, dengan kenaikan pupuk akan menambah biaya produksi mereka. Padahal petani selain kesulitan membeli pupuk ditambah masalah hama juga pengairan yang tidak lancar membuat mereka makin kesulitan untuk menghasilkan produksi padi.

Sejak isu kenaikan pupuk urea dua minggu belakangan membuat harga pupuk di toko obat cukup melambung tinggi. Serta sulit dicari petani. Saat ini dipasaran pupuk urea dijual Rp 80 ribu per sak hingga Rp 90 ribu per sak. "Kenaikan pupuk ini akan berdampak pada berkurangnya pendapatan pertanian, sebab biasanya kenaikan akan diikuti dengan kenaikan obat serta kebutuhan pertanian lain," papar Joko.

Masih kata dia, saat ini petani mendapatkan hasil panen hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Petani akan sangat susah bahkan bisa merugi jika pupuk naik," kata Joko berharap dengan kenaikan harga pupuk ini pemerintah harus mempunyai solusi untuk membantu petani.

Lanjutnya, permasalahan petani di Kecamatan Tugumulyo maupun di kecamatan lain selama ini sudah dirasa cukup pelik. "Di samping sering terserang hama, juga dengan kondisi irigasi yang menjadi dilema dialami petani. Ditambah lagi kenaikan harga pupuk dapat menambah penderitaan petani. Keadaan semacam ini harus menjadi perhatian pemerintah agar tidak memberatkan petani," jelasnya.

Di lain tempat, Suratno petani Desa Kalibening Kecamatan Tugumulyo mengatakan dengan kenaikan pupuk urea tidak menjadi masalah bagi dirinya. Asalkan persediaan pupuk urea selalu ada pada saat pemupukan di kala petani membutuhkan. "Sebab pada satu musim panen kemarin petani sangat susah mencari pupuk jenis urea, baik itu yang bersubsidi maupun biasa yang dijual dipasaran," kata Suratno.

Ia mengakui pada satu musim panen kemarin pada saat pemupukan pupuk urea sendiri tidak didapat petani. "Jadi masa pemupukan pun tidak tepat waktu, sehingga menjadi masalah saat ingin mendapatkan hasil produksi yang bagus," papar Suratno.(14)

Stok Obat-obatan Puskesmas Nawangsasi Cukup

0 komentar

TUGUMULYO–Stok obat-obatan di Puskesmas C Nawangsasi, Kecamatan Tugumulyo cukup. Hingga April 2010 ini, obat-obatan untuk pasien tidak mengalami kekurangan.
Kepala Puskesmas C Nawangsasi, Darus Manca melalui Bagian Apotek, Suryani Oktaria kepada wartawan koran ini, Senin (13/4) mengatakan, masalah stok obat untuk tiga bulan kedepan sudah cukup dan tidak ada kekurangan.
"Seandainya ada kekurangan obat bisa langsung minta dari Dinkes Kabupaten Mura," kata Suryani. Dilanjutkan Suryani, jenis obat di Puskesmas itu ada dua macam, yaitu jenis obat Askes dan obat untuk pasien umum.


Ditanya kualitas obat, Suryani mengatakan tidak berbeda dengan obat yang dikeluarkan PT Askes dari Dinkes Lubuklinggau. "Kalau obat Askes dikeluarkan dari PT Askes ke Dinkes. Sedangkan obat pasien umum langsung dari Dinkes merupakan jatah Pemprov Sumsel sesuai dengan program gubernur tentang berobat gratis," ucap Suryani.
Adapun jenis obat yang sering digunakan Puskesmas C Nawangsasi antara lain jenis Antibiotik, Analgetik, golongan Parasetamol. "Untuk jenis antibiotik seperti amoksilin, analkontri, golongan Kontri, kontri Moksazon. Kami mendapatkan jatah obat ini rutin tiga bulan sekali dari Dinkes Mura," paparnya.


Sedangkan untuk pasien per hari di Puskesmas mencapai rata-rata 40 pasien. Sedangkan tenaga medis di Puskesmas cukup dengan jumlah dokter umum ada dua orang, dokter gigi satu orang, bidan lima orang, Perawat lima orang, Apoteker satu orang.


Selain itu untuk Puskesmas keliling akitif dilaksanakan pengobatan masyarakat setiap bulan pada kegiatan Posyandu. "Untuk Posyandu dibawah naungan Puskesmas Nawangsasi terdapat 17 Posyandu dan semua berjalan aktif," paparnya.


Sementara itu, Bagian Koordinator Rawat Inap Puskesmas C Nawangsasi, Sunaryo mengatakan, sarana pengobatan dan lainnya sudah cukup. Hanya masalah Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari PT Askes untuk pemilik Askes yang diprogramkan mulai awal 2009 tentang dokter kelurga, belum banyak dipahami warga. "Seharusnya warga berobat dan melakukan konsultasi pertama kepada dokter bersangkutan. Tetapi warga untuk berobat masih tetap datang langsung ke Puskesmas," papar Sunaryo. Ia mengingatkan seharusnya harus disosialisasikan terlebih dulu oleh PT Askes kepada masyarakat pemakai Askes agar dapat memahaminya. "Sehingga warga tidak tumpang tindih untuk berobat," jelas Sunaryo.(14)

Masyarakat Sumberharta Rutin Jumat Bersih

0 komentar
SUMBERHARTA–Masyarakat Kecamatan Sumberharta, Kabupaten Mura, rutin melaksanakan kegiatan gotong royong Jumat bersih. Kegiatan lain dilakukan warga dengan melakukan pengajian setiap bulannya.
Camat Sumberharta, Burlian kepada wartawan koran ini Senin (12/4) mengatakan dalam kegiatan sosial untuk masyarakat Sumberharta sudah terlaksana kegiatan gotong royong Jumat bersih dilakukan setiap desa.

"Dalam kegitan Jumat bersih dengan tujuan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Aktifitas ini selalu kita kontrol di setiap desa," kata Burlian.

Ia meneruskan kegiatan Jumat bersih selalu kita sosialisasikan setiap rapat Kerja (rakor). "Agar masyarakat peduli pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu dari rakor dapat diketahui apa yang dikeluhkan, dirasakan masyarakat bisa langsung disampaikan kepada kita," jelas Burlian.

Burlian mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan dengan melaksanakan Jum’at bersih yang rutin dilaksanakan. Serta dapat memanfaatkan perkarangan warung hidup dan apotik hidup. Selain itu masyarakat dapat melaksanakan kegiatan lingkungan hidup seperti menanam pohon di perkarangan masing-masing.

Selain melaksanakan Jumat bersih, Burlian menyebutkan pihak kecamatan sudah melaksanakan pengajian setiap Sabtu Kliwon. Pengajian ini dihadiri seluruh perangkat desa, kelurahan, dan kecamatan yang jadwalnya bergilir di setiap desa.

Serta dilaksanakan pengajian istigosah diadakan setiap tanggal 27 setiap bulan. Pengajian ini dilaksanakan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU).

Burlian menambahkan pihaknya juga membina kelompok tani (Koptan) agar dapat meningkatkan hasil produksi dengan membentuk 114 koptan. Pembinaan yang dilakukan adalah peningkatan, pertanian pangan dan perikanan.(14)

Senin, 12 April 2010

Masyarakat Kelurahan Srikaton Masih Terhutang PBB

0 komentar
TUGUMULYO–Masyarakat Kelurahan B Srikaton masih terhutang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk 2009 Rp 20 juta dari target Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) Rp 50.659.253. Jadi, PBB yang terealisasi hanya Rp 30 juta.

Lurah B Srikaton, Badrun melalui Kasi Pemerintahan, Winarti kepada koran ini Sabtu (10/4) mengatakan, masalah terhutangnya pajak di B Srikaton hampir setiap tahun khususnya 2009 karena kendala masyarakat apabila menjual tanah tidak diketahui pihak kelurahan, tetapi langsung berunding dengan kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli.

"Untuk pajak yang terhutang di masyarakat B Srikaton sementara kita tombok dulu bayarannya dari kelurahan, dan dari kelurahan terus kita pantau agar warga sadar dalam pembayaran pajak dan dapat melunasi," kata Winarti.

Sedangkan untuk objek pajak seharusnya pihak penjual dan pembeli harus melapor ke kelurahan, agar pihak kelurahan mengetahui data serah terima kepemilikan tanah. Namun, kebanyakan warga tidak memberi tahu pihak kelurahan.

"Ketika dilakukan pendataan tanah sudah dijual dan kepemilikannya sudah beralih," ucap Winarti.
Padahal masalah PBB ini sudah disosialisasi kepada masyarakat B Srikaton melalui RT. "Kami memberitahukan siapa saja warga yang menjual tanah harus balik nama dan diketahui pihak kelurahan," paparnya.

Mengantisipasi agar masalah itu tidak terulang maka pihak kelurahan minta bantuan langsung kantor Pajak turun ke desa–desa mendata masalah PBB. "Tanggapan dari kantor Pajak untuk setiap RT harus mendata siapa-siapa yang belum membayar pajak, dan siapa yang belum ada SPPT kita ajukan," papar Winarti seraya menambahkan ketua RT memberikan masukan jika seandainya warga merasa keberatan, pembayaran PBB bisa dikurangi berdasarkan usulan dari kantor Pajak.

Ditanya masalah jumlah penduduk untuk Kelurahan B Srikaton, Winarti mengatakan, jumlah penduduk mencapai 5.106 orang dengan rincian 2.406 laki-laki dan 2.700 perempuan, sedangkan jumlah KK sebanyak 1.832 dengan luas lahan 3.02.91 hektar.

"Sementara penambahan penduduk pada 2010 ini ada 12 orang dan rata-rata berasal dari Jawa, hanya saja tempat kelahirannya di sini. Dan faktor pindahnya mereka kebanyakan membuka usaha," jelasnya.(14)

Hujan Pengaruhi Produksi Ikan Nila

0 komentar
LUBUKLINGGAU–Petani kolam ikan Kelurahan Eka Marga, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, mengeluhkan hujan yang melanda daerah mereka. Sebab, mempengaruhi produksi ikan nila peliharaannya.
Sodik, petani kolam ikan Kelurahan Eka Marga kepada wartawan koran ini, Sabtu (10/4) mengatakan, musim hujan berpengaruh terhadap ikan nila. Ia mengaku, ikan nila peliharaannya banyak mati saat panen kemarin. "Dari 70 ribu ikan nila yang mati 50 ribu dan sisanya hanya 20 ribu yang panen,"ucapnya.

Sodik menjelaskan, kalau musim hujan banyak ikan rentan penyakit seperti, nafsu makannya berkurang tetapi pengaruh ini kebanyakan kepada ikan nila. "Kalau sudah masuk kiloan daya tahan tubuh ikan sedikit kuat," katanya.

Sodik menambahkan, saat musim hujan ikan diberikan makanan pelet dicampur obat antibakteri jenis infroloks, agar daya tahan tubuh kuat dan nafsu makan menjadi bagus. "Sebab musim hujan ikan sedikit mabuk hingga nafsu makan berkurang," ucap Sodik.

Ditanya masalah jadwal memberi makan, Sodik mengatakan, dalam sehari memberi makan ikan empat kali bahkan lebih. Tetapi kalau saat musim hujan seperti sekarang ini untuk pemberian makan berkurang.
Sementara itu, Ratno warga setempat mengatakan, musim hujan berpengaruh terhadap ikan nila. Karena dalam musim hujan beberapa bulan ikan peliharaan banyak yang mabuk hingga mati. "Kemarin saja ada sekitar 5.000 ikan peliharaan saya mati," kata Ratno.

Ia menambahkan, kalau memelihara ikan nila pada musim hujan harus diperhatikan dari segi makan karena rentan terhadap penyakit. "Saya memberi makan pelet ikan dicampur dengan obat antibakteri agar daya tahan tubuh kuat hingga tidak mudah terserang virus," jelasnya.(14)

Masyarakat Tapa Blok Martapura Dambakan Listrik

0 komentar
MUARA KELINGI–Masyarakat Desa Tapa Blok Martapura, Kecamatan Muara Kelingi mengeluhkan aliran listrik belum masuk ke desanya. Di desa tersebut hanya tiang saja yang dipasang sudah tiga tahun.
Sayid, warga Desa Tapa Blok Martapura kepada wartawan koran ini, Minggu (11/4), mengatakan sudah lama warga minta dialirkan listrik ke rumahnya. Tapi sampai sekarang belum juga dialirkan padahal warga sangat membutuhkan sekali penerangan listrik masuk ke desa tersebut.

Sayid mengakui sudah pernah mengajukan kepada pemerintah bersangkutan agar secepatnya listrik dapat disalurkan. "Karena sudah lama warga hanya mengandalkan penerangan seadanya," kata Sayid.
Ia menambahkan pada malam hari memang sangat dibutuhkan sekali listrik tetapi kita hanya menyambung mesin diesel dari tetangga untuk penerangan di malam hari. "Tapi tidak mencapai 24 jam listrik menyala hanya batas pukul 21.30 WIB saja," papar Sayid.

Dikatakan Anto, warga yang sama, mereka kesulitan dengan tidak adanya listrik untuk malam hari. Karena tidak mendapatkan penerangan. Selain itu tidak bisa menikmati hiburan seperti melihat televisi. "Kecuali orang-orang tertentu saja yang mampu mesin genset," ucap Anto.

Anto menambahkan masalah ini sering diajukan saat rapat desa, hanya saja belum terealisasi hingga sekarang. "Tetapi kalau tiang sudah dipasang kurang lebih sudah 3 tahun ini," kata Anto.
Masih kata Anto, warga banyak mengusulkan untuk aliran listrik karena untuk kenyamanan warga di sini, sebab sudah lama mengunakan penerangan apa adanya. "Kalau memamg ada yang jual minyak tanah kita masih selalu pakai lampu teplok, tetapi kalau kebetulan sulit mencari minyak tanah, warga apa adanya untuk penerangan," jelas Anto.

Warga yang mempunyai mesin genset belum begitu banyak hanya menumpang tetangga yang punya mesin diesel kalau malam hari. "Harapan kami warga di sini minta pemerintah mengalirkan listrik," jelas Anto.(14)

Tikus dan Tungro Serang Sawah Petani Air Satan

0 komentar
MUARA BELITI–Sebelumnya petani di Kecamatan Sumberharta mengeluhkan serangan hama tikus dan tungro, kini petani Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti mengalami hal yang sama.

Petani Desa Air Satan, Herman kepada koran ini, Minggu (11/4) mengatakan, hasil panen lalu sawah petani banyak diserang tikus dan tungro. Sehingga sawah yang digarap seluas 1 hektar hanya menghasilkan 15 karung padi.
Herman mengakui, serangan hama tikus sejak pertengahan menanam padi sehingga tanaman padi miliknya banyak yang rusak. Sedangkan bagian batang dimakan tikus hingga hasil panen menjadi tidak bagus. "Selain tikus yang menjadi masalah, hama tungro juga membuat tanaman padi merah dan hasilnya kosong," kata Herman.

Herman menambahkan, serangan hama tungro dan tikus hampir setiap tanam. Dan untuk masalah hama tungro juga sudah diantisipasi dengan memberikan bermacam obat untuk mengatasinya. "Memang hasilnya sedikit dan ada pengurangan serangan terhadap tanaman," jelas Herman.

Sedangkan untuk serangan tikus sedikit sulit walau mereka sebelum menaman diantisipasi dengan memberantas tikus terlebih dulu. "Tetapi tetap saja sawah kami diserang tikus yang datang dari sawah tetangga. Untuk itu harus ada kekompakan antar petani untuk memberantas hama tikus," imbuhnya.

Masih kata dia, persoalan petani ini sering dibahas saat musyawarah desa serta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan Penyuluh Pertanian. Tetapi serangan hama masih tetap dirasakan petani meski agak berkurang.

Sementara itu Wagiman, warga setempat mengatakan, hasil panen lalu banyak terserang tungro sehingga tanaman menjadi merah dan buah menjadi kosong. Hasil panen yang didapat dari lahan seluas 0,5 kektar hanya didapat 16 karung padi. Ia mengakui untuk tananam padi sudah sering diberi obat pecegahan hama, tetapi hasil panen berkurang dari tahun sebelumnya.(14)

Jumat, 09 April 2010

Pertanian Purwodadi Endemis Tungro dan Wereng

0 komentar
PURWODADI–Permasalahan hama wereng tungro, walang sangit maupun tikus memang selalu dirasakan para petani. Khususnya petani di Kecamatan Purwodadi yang mana daerah ini sangat endermis (Langganan) dengan hama wereng dan tungro.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Pertanian (KUPTBP), Legiman kepada wartawan koran ini, Kamis (8/4) mengatakan, banyak keluhan para petani di Purwodadi terhadap serangan tungro, wereng, karena di sana termasuk endemis tungro.

Untuk pertanian pemerintah sebelumnya memberikan bibit prioritas unggul tahan wereng (PUTW). Di mana bibit itu sudah 10 tahun tidak lagi didapatkan oleh pemerintah untuk pertanian, dalam prioritas ketahanannya kerang lebih mencapai 5 tahun.

Legiman menambahkan sedangkan PUTW diberikan pemerintah sekarang ada dua jenis diantaranya jenis Bandoyudo, dan kalimas. Bibit ini sudah satu musim untuk pertanian untuk Bandoyudo banyak yang dipakai petani karena kesuburannya cepat. "Untuk ketahanan terhadap hama wereng mencapai 2 tahun sampai 3 tahun," kata Legiman.

Sedangkan bibit jenis Kalima untuk penghasilanya bagus. Hanya saja dalam perkembangan akarnya lambat tua dan mengering. "Akibatnya banyak burung-burung dan walang sangit yang menyerang," kata Legiman.
Sementara untuk bibit Prioritas Unggul Tidak Tahan Wereng (PUTTW), diantaranya Ciherang, IR 36, Mikongga, dan Banyuasin termasuk bibit unggul. Hanya saja untuk ketahanan terhadap hama wereng maupun tungro kurang, dan bibit ini didapat pemerintah untuk pertanian Purwodadi. Kalau untuk penghasilan beras bagus hanya ketahananya kurang terhadap serangan wereng. "Banyak keluhan terhadap para petani di Purwodadi terhadap hama wereng dan tungro," papar Legiman.

Legiman mencontohan, kenapa untuk pertanian wilayah lain panen terus, sebab wilayahnya tidak termasuk endemis hama wereng dan tungro. Jadi untuk PUTTW seperti Ciherang, IR 36, Mikongga tidak ada masalah kecuali serangan tikus. Sementara itu jadwal tanam untuk Purwodadi sudah maksimal, dalam satu tahun 2 kali tanam padi, 2 kali tanam ikan, dan waktu selangnya 2 bulan ditanam ikan. Untuk jadwal dibagi karena panen tidak bisa serentak. "Kita atur untuk pengairan terhadap sawah pertanian," jelas Legiman.(14)

Jalan Penghubung Megang Sakti-Muara Lakitan Rusak

0 komentar
Akibat Dilalui Mobil Pengangkut Sawit
MEGANG SAKTI–Jalan penghubung Megang Sakti menuju Muara Lakitan mengalami kerusakan. Jalan rusak itu disebabkan sering dilalui mobil pengangkut sawit.
Supri, warga Desa Jajaran Baru, Kecamatan Megang Sakti, Kamis (8/4) mengatakan warga tidak berani menyetop mobil truk angkutan berat yang merusak jalan tersebut. Sebab warga tidak tahu kalau pemilik mobil itu punya izin jalan apa tidak dari pemerintah.

“Kami minta pemerintah peduli dengan keadaan jalan penghubung dari Kecamatan Megang Sakti hingga Muara Lakitan dengan lebar 5 meter hingga 6 meter. Karena kondisinya sudah rusak parah sehingga sulit dilewati warga,” kata Supri.

Senada dikatakan Yanto, warga setempat yang mengatakan keadaan jalan rusak sangat menyulitkan mereka. Apalagi pada musim hujan sangat sulit untuk dilewati, penyebab ini sering dilewati mobil pengangkut sawit. “Kami selaku warga pernah mengusulkan kepada pemerintah mengatasi masalah ini. Tapi sampai sekarang belum ada tanggapan karena pernah melapor kepada pihak perusahaan sawit untuk minta pertanggungjawabanya. Karena itu bukan jalan umum jadi bukan tanggung jawab kami,” kata Yanto.

Ia menambahkan pernah mendengar ucapan Bupati Kabupaten Mura kalau penyebab rusaknya jalan karena pengaruh dilewatinya mobil angkutan berat. “Kami warga tidak berani untuk menyetop mobil angkutan berat. “ Sebab kita gak tau dia sudah punya izin dari perusahaan atau belum,” kata Yanto.
Masih kata dia, permasalahan ini kami selaku warga meminta dari pemerintah dapat memperbaiki keadaan kondisi jalan penghubung antara Kecamatan Megang Sakti dengan Muara Lakitan.(14)

Dusun V Sidoharum Harapkan Jaringan Listrik

0 komentar

MUSI RAWAS–Kondisi Dusun V Sidoharum Desa Ciptodadi, Kecamatan Sukakarya, dengan penduduk 925 orang terdiri dari 190 Kepala Keluarga (KK) sekarang masih gelap gulita. Karena di desa tersebut belum ada aliran listrik masuk ke sana.


"Jangan listrik jaringannyapun belum masuk ke desa ini,"jelas Kepala Dusun V Sidoharum, Asmuri kepada koran ini, Kamis (8/4). Dikatakan Asmuri, salah satu dusun yang ada di Desa Ciptodadi sudah sejak lama mengidamkan jaringan listrik, dengan adanya jaringan tersebut maka ada harapan desa ini dimasuki aliran listrik. "Kami memang mengharapkan aliran listrik tetapi jika belum ada jaringan, bagaimana listrik mau masuk ke sini," keluh Asmuri.


Terkait hal ini, Asmuri mengharapkan Pemkab Mura segera memasang jaringan di desa ini dan warga siap menjaga serta merawat jaringan tersebut."Kalau sudah dipasang kami akan menjaga hingga jaringan dialiri arus listrik," pintanya.


Selain jaringan listrik, Asmiru juga meminta kepada Pemkab Mura agar jalan menuju dusun ini dapat dikeraskan menjadi Hotmix. Pasalnya jalan saat ini masih pada kondisi tanah liat bercampur koral sedikit hasil swadaya dan gotong royong masyarakat. "Kalau hujan masyarakat desa ini dipastikan kesulitan keluar dusun, jika jalan sudah ditingkatkan menjadi aspal atau paling tidak dikeraskan dengan koral. Maka masyarakt tidak mengalami kesulitan keluar desa," pungkasnya.


Masalah pendidikan, Asmuri mengungkapkan saat ini didesanya sudah memiliki Sekolah Dasar (SD) yang membimbing siswa dari kelas 1 hingga 6, namun saat ini sekolah tersebut masih 3 lokal."SD ini hanya miliki 3 loka, proses belajar 1 lokal dibagi dua kelas sehingga 3 lokal tersebut menjadi 6 kelas. Namun kondisi seperti ini tidak akan membuat siswa menjadi cerdas. "Kami mengharapkan SD ini bisa seperti SD lain yang miliki 6 lokal belajar," katanya.(11)

Kamis, 08 April 2010

Aliran Listrik Belum Tersalur ke Sukahati

0 komentar
SUMBERHARTA–Aliran listrik hingga saat ini belum masuk ke Desa Sukahati, Kecamatan Sumberharta, khususnya di RW 05 dikeluhkan warga.

Indra (35), warga Sukahati kepada wartawan koran ini, Rabu (7/4) mengatakan, sudah bertahun-tahun tidak mendapatkan aliran listrik. Sehingga masyarakat mengeluhkan hal tersebut dengan hanya mengandalkan lampu teplok di malam hari, kecuali yang mempunyai mesin genset.

Keadaan ini sangat menyulitkan warga karena mereka membutuhkan penerangan listrik. "Kami sudah sering mengajukan segera dialiri listrik, karena hanya di RW 05 Desa Sukahati saja yang belum mendapatkan aliran listrik," kata Indra, kemarin.

Hal senada dikatakan Sarman, warga yang sama. Mereka sangat membutuhkan aliran listrik sebagai hiburan, namun terpaksa sementara ini hanya mengandalkan genset. Tapi batasnya genset menyala mungkin sampai pukul 09.00 WIB.

Sementara itu, Yakub sebagai Ketua RW 05 membenarkan keluhan warga tersebut. Ia mengatakan, di RW 05 memang belum mendapatkan aliran listrik, namun sudah diusulkan warga kepada pemerintah desa sampai lima kali. Tapi hingga kini belum ada tindak lanjutnya.

"Kami harap pemerintah secepatnya mengalirkan arus listrik di RW 05 Desa Sukahati demi kenyamanan warga," jelas Yakub.(14)

Pasar Kalangan Sidorejo Masih Seadanya

0 komentar


f-Irhandi Kasmara/Linggau Pos
Peningkatan : Kondisi Pasar Kalangan di Desa Lubuk Tua perlu mendapat peningkatan. Foto diabadikan Rabu (7/4).



MUARA KELINGI–Pembangunan pasar kalangan di Dusun Sidorejo Desa Lubuk Tua, Kecamatan Muara Kelingi, sangat didambakan masyarakat setempat. Karena pasar kalangan ini merupakan pusat perekonomian masyarakat di empat desa di Muara Kelingi.

"Pasar kalangan di dusun kami dilaksanakan setiap Jumat itu merupakan tempat transaksi masyarakat di empat desa," kata Wagi, warga Dusun Sumber Sari Desa Lubuk Tua, Rabu (7/4).
Dilanjutkan Wagi, kondisi pasar kalangan dibentuk swadaya oleh masyarakat sekarang kondisinya masih seadanya. Hanya berupa los terbuat dari tiang kayu dan lapak beralaskan tanah.

Hal ini menyebabkan warga dan pedagang sulit berjualan karena pada saat musim penghujan kondisi kalangan berlumpur. Ia berharap ada perhatian pemerintah untuk membangun pasar kalangan. Diakuinya, setiap hari kalangan membuat transaksi sangat ramai. Namun dengan kondisi kalangan seadanya serta jarak tempuh menuju pasar kalangan yang jauh menyebabkan harga bahan pokok melambung tinggi.

Marno, salah seorang pedagang menuturkan pasar kalangan ini cukup strategis karena merupakan lintasan beberapa desa. Sehingga setiap hari kalangan sangat ramai dikunjungi pembeli. Namun kondisi pasar kalangan yang cukup memprihatinkan memyebabkan pedagang dari Lubuklinggau terkadang enggan masuk pasar kalangan. Ditambah kondisi jalan yang sulit dilalui saat musim penghujan membuat pedagang menaikkan harga jual.

Ia berharap pemerintah dapat membangun pasar kalangan ini, sebab disamping mensejahterakan masyarakat juga menambah pendapatan desa dari retribusi ditarik setiap pedagang.(11)

Kenaikan Harga Pupuk Ancam Pendapatan Petani

0 komentar
MUSI RAWAS–Isu kenaikan pupuk urea bersubsidi sangat mengkhawatirkan petani. Karena harus menambah biaya produksi mereka. "Kalau pupuk urea subsidi naik dapat menambah penderitaan petani," kata Yono, warga Desa Air Lesing, Kecamatan Muara Beliti, Rabu (7/4).

Dilanjutkannya, selama ini saja harga pupuk urea bersubsidi berkisar Rp 60 ribu per sak hingga Rp 70 ribu per sak. Itu juga membuat mereka terpaksa mengambil dari pengilingan dengan harga ditentukan pemilik pengilingan.
Sejak isu kenaikan pupuk urea pada dua minggu belakangan membuat harga pupuk cukup melambung tinggi hingga sulit dicari petani. Saat ini pasaran pupuk urea di kalangan petani Rp 80 ribu per sak hingga Rp 90 ribu per sak.

Diakuinya, dengan kenaikan pupuk akan berdampak pada berkurangnya pendapatan pertanian. Karena biasanya kenaikan pupuk diikuti dengan kenaikan obat-obatan serta kebutuhan pertanian lainnya.
"Saat ini saja petani mendapatkan hasil panen hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau pupuk naik petani akan sangat susah bahkan bisa merugi," katanya.

Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Ghupron menyatakan, kenaikan pupuk urea bersubsidi sangat mencekik pentani. Karena akan menambah biaya produksi yang saat ini sudah cukup tinggi sedangkan harga jual tidak menentu. "Pemerintah harus ada solusi untuk membantu petani dengan kenaikan pupuk ini," kata Ghupron.

Dilanjutkan Ghupron, kesulitan petani di Kabupaten Mura selama ini sudah cukup pelik. Disamping sering terserang hama juga dengan kondisi irigasi menjadi dilema bagi petani.(11)

Rabu, 07 April 2010

Tiga Hari Listrik Padam Total

0 komentar
TUGUMULYO–Sudah tiga hari ini, Minggu-Selasa (4-6/4), aliran listrik di Kecamatan Tugumulyo hingga Megang Sakti, padam total. Pemadaman tersebut dikeluhkan para pelanggan PLN yang tinggal di pedesaan.
Salah seorang warga, Joko, yang tinggal di Desa A Widodo kepada koran ini, Selasa (6/4), membenarkan dalam waktu tiga hari ini listrik padam hingga menyulitkan warga melakukan aktivitas, salah satunya untuk Mandi Cuci Kakus (MCK). "Karena warga di sini mengambil air sudah banyak menggunakan mesin penyedot. Apabila listrik padam sangat menyulitkan kami," kata Joko.

Keluhan juga disampaikan Warni, warga setempat. Ia mengatakan listrik sangat dibutuhkan oleh warga di sini. "Saya terpaksa antri kalau ingin mandi karena sumur di sini menggunakan timba," ujar Warni.
Sedangkan Ferdi, warga Kelurahan B Srikaton seorang penjual es di pasar terpaksa harus libur dulu untuk usahanya. "Kalau listrik lama padamnya bagaimana saya bisa mendapatkan uang buat menafkahi istri dan anak. Saya ini hanya menjual es bisa mendapatkan uang," kata Ferdi.

Menanggapi keluhan itu, Pance, staf kantor jaga PLN Kecamatan Tugumulyo mengatakan, padamnya listrik sejak Minggu pukul 17.00 WIB penyebabnya belum diketahui petugas.

"Tim kami dari distribusi sekarang masih mencari penyebab gangguan listrik. Jadi tidak bisa diprediksi sampai berapa hari listrik padam. Kalau hari ini bisa ditemukan penyebabnya kemungkinan besok listrik bisa menyala kembali," papar Pance.

Ia meneruskan persoalan gangguan ini tidak bisa dilihat kasat mata karena kalau hanya sekedar tertimpa pohon, atau trafo terbakar bisa cepat diatasi. "Tapi masalah tersebut akan kami atasi demi kenyamanan masyarakat. Hanya saja belum dapat ditemukan penyebabnya," kata Pance.

Ditambahkan Pance, wilayah yang padam dari Tanah Periuk hingga Kecamatan Megang Sakti karena wilayah ini merupakan satu fieder yang gardunya terletak di Petanang. "Kita termasuk fieder 4 yang saluran energinya satu jalur sampai ke Kecamatan Megang Sakti," jelasnya.

Saat dihubungi Manager PT PLN (Persero) WS2JB Cabang Lahat Ranting Muara Beliti, Mustar Harianja, tadi malam, mengatakan sampai sekarang pihaknya belum mengetahui penyebab listrik padam. "Petugas kami masih mencari penyebab gangguan ini," kata Harianja dihubungi melalui ponselnya.(14)

Serangan Tikus dan Tungro Kembali Dikeluhkan Petani

0 komentar

f-Holil/Linggau Pos
Tungro :
Bais menunjukkan areal sawah yang diserang Tikus dan Tungro. Foto diabadikan Selasa (6/4).





TUGUMULYO–Serangan hama tikus dan tungro kembali dikeluhkan petani Desa M Sitiharjo, Kecamatan Tugumulyo. Sebab, serangan hama tersebut membuat hasil panen mereka gagal. Tukirah, warga Desa M Sitiharjo kepada koran ini, Selasa (6/4) mengatakan, tanaman padi banyak terserang tikus, tungro, dan cacing yang mengakibatkan tanaman rusak dan padi menguning dengan hasil panen tidak berisi.


Tukirah menambahkan, selain serangan tikus, banyak cacing yang memakan akar-akar padi sehingga padi lambat berkembang. Dan hasilnya tidak memuaskan. "Banyak padi buahnya kosong," kata Tukirah.
Hal senada diungkapkan Bais (50), warga yang sama, hasil panen kemarin banyak terserang hama tikus, tungro dan cacing hingga padi menjadi keropos tidak berisi.


Bais menambahkan, petani di Sitiharjo banyak yang gagal, dalam setiap areal sawah hanya 20 persen saja panennya. "Saya memiliki sawah seluas setengah hektar hanya mendapat 6 karung padi," papar Bais.
Masih kata Bais, masyarakat di sini selain padi diserang hama tikus dan tungro masalah dialami juga berupa pengairan tidak lancar. Sehingga sawah mereka banyak kering dibandingkan tahun-tahun lalu sering tidak menanam karena banyak mati. "Hanya tahun ini saja bisa menanam padi, karena tahun ini bisa mengandalkan pengairan tadah hujan," katanya.


Masalah ini, lanjut Bais, sudah sering diusulkan kepada penyuluh pertanian melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Bahkan, dalam Musrenbang selalu diusulkan masalah pengairan untuk pertanian.(14)

Hari Ini, Empat Kades Dilantik

0 komentar
MUSI RAWAS–Direncanakan hari ini (Rabu, 7/4) Bupati Musi Rawas (Mura), Ridwan Mukti akan melantik empat kepala desa (Kades) yang baru memenangkan Pilkades dilaksanakan belum lama ini.
"Acara pelantikan direncanakan di Desa Lubuk Tua Kecamatan Muara Kelingi akan dilakukan langsung oleh Bupati Mura," kata Kasubbag Pemberitaan pada Bagian Humas, A Rifai, Selasa (6/7).

Dilanjutkan Rifai, empat Kades akan dilantik diantaranya Herman (Kades Marga Sakti Kecamatan Muara Kelingi), Wahibi (Kades Lubuk Tua), Suhartono (Kades S Kertosari Kecamatan Purwodadi), serta Muhamad Sidiq (Kades Sumber Jaya Kecamatan Sumberharta).

"Pelantikan Kades ini akan dihadiri kepala SKPD serta undangan lain. Dan pada hari yang sama bupati akan melantik tiga Kades di Desa Air Lesing Kecamatan Muara Beliti. Mereka yang dilantik adalah Lisran Kades Air Lesing, Beni Esa Kades Satan Indah Jaya, serta Sudirman Kades Jambu Rejo Kecamatan Sumberharta," ungkap Rifai.
(11)

Warga Lubuk Rumbai Bangun MTs dari Dana PNPM

0 komentar
TUAH NEGERI–Masyarakat Desa Lubuk Rumbai, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas (Mura), telah membangun gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sekolah ini digunakan untuk menampung anak-anak agar mendapatkan pendidikan, dengan dana pembangunan berasal dari PNPM Mandiri.
"Kami mendapatkan dana bantuan PNPM senilai Rp 179 juta lebih dengan keseluruhan dana kami bangun untuk gedung MTs," kata Kades Lubuk Rumbai, Aromain, Selasa (6/4).

Dilanjutkan Aromain, pembangunan menggunakan dana PNPM dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat desa. Sehingga berhasil membangun tiga ruang belajar yang sangat membantu anak–anak untuk mendapatkan pendidikan. "Ruang kelas yang dibangun pada 2009, sekarang sudah dapat dipakai untuk menampung 136 siswa. Namun untuk biaya sekolah setiap wali murid tidak begitu memberatkan mereka sesuai dengan kesepakatan bersama," papar Aromain.

Ditambahkan Aromain, adanya gedung baru ini sangat dimanfaatkan warga, terutama anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.

"Saat ini kalau melihat antusias warga menyekolahkan anaknya dengan fasilitas gedung yang ada masih kurang. Apalagi beberapa lama lagi sekolah itu mulai menerima siswa baru," kata Aromain.
Ia berharap kepada pemerintah dapat membantu menambah fasilitas ruang belajar serta mobiler dan kelengkapan belajar. Karena sekarang masih sangat kekurangan hal tersebut.(11)