MUARA BELITI–Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Musi Rawas (Mura) akan memberikan bantuan untuk suku Komunitas Adat Tertinggal (KAT) di Desa Ketuan Jaya, Kecamatan Muara Beliti. Bantuan ini akan diprioritaskan untuk warga KAT yang belum mendapatkan Rumah Layak Huni (RLH).
"Bantuan akan diberikan berupa Bahan Bangunan Rumah (BBR)," kata Kepala Dinsos Kabupaten Mura, Hj Maimunah melalui Kasi Komunitas Adat Terpencil (KAT), Zailan, Kamis (10/6).
Ia menyebutkan satu desa di Ketuan Jaya Kecamatan Muara Beliti belum mendapatkan bantuan rumah layak huni dari APBN karena tidak ada lahan dengan jumlah KK hanya 3 KK. Sedangkan untuk mendapatkan KK APBN harus minimal berjumlah 25 KK.
"Tetapi ini akan terus dibina dan perhatikan oleh kami serta akan diusahakan dengan anggaran APBD II untuk batuan BBR. Bagi yang ingin mendapatkan rumah layak huni diprogramkan pada tahun 2011," kata Zailan. Ia menambahkan tujuanya untuk mensejahterakan mereka agar mau menetap dan beradaptasi dengan masyarakat kalau sudah mendapatkan rumah layak huni. "Kita bantu agar dapat melengkapi BBM, Komunikasi Informasi dan Usaha, dan bidang usaha tersebut dibantu sesuai kondisi daerah tersebut," jelasnya.
Lanjut Zailan untuk suku KAT di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Nibung ada 115 KK, Desa Semangus Lama Kecamatan Muara Lakitan lokasinya Panglero 60 KK, Desa Semangus Baru lokasi Sungai Hitam jumlah 32 KK, Desa Sungai Kijang Kecamatan Rawas Ulu dengan lokasi Sungai Kijang jumlah 78 KK, Desa Sungai Jernih Kecamatan Rupit di lokasi Sungai Jernih dengan jumlah 46 KK, Desa Muara Tiku Kecamatan Karangjaya lokasi belah batu, jumlah 20 KK.
Lalu, Desa Suka Raya Kecamatan STL Ulu Terawas lokasi Pangkalan jumlah 18 KK. "Semua itu sudah diusulkan di APBN untuk mendapat bantuan rumah layak huni. Pada tahun ini dialokasikan di Desa Muara Tiku, karena dari jumlah KK sudah mencukupi dari target APBN," ungkapnya menyebutkan, selain dari rumah layak huni untuk batuan usaha atau jaminan usaha (Janub), diberikan bibit perkebunan karet, dan bantuan lain dapat dimanfaatkan.
Semua ini, lanjut dia, sudah terlaksana baik dari segi pembinaanya, kesehatan, dan pendidikan, bahkan sudah ada tiga suku anak KAT di kabupaten Musi rawas sudah sekolah mencapai perguruan tinggi dan kita juga bekerja sama dengan beberapa Intansi dalam pembinaan tersebut diataranya Dinas Kesehatan (Dinkes), Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Pendidikan, Perikanan. "Ini para instasi sudah melaksanakan Rapat Kordinasi Kerja (Pokja)," ungkap Zailan.
"Adapun masing–masing instansi seperti Diknas akan membagun sekolah lokal sebanyak dua unit di Desa Harapan Makmur. Sementara dari pertanian bibit nanas, padi, pupuk dari kesehatan akan membantu untuk pengobatan gratis dan sunatan masal. Serta untuk Dinas Perkebunan yaitu bibit karet sedangkan dari Dinas Perikanan Usaha Budidaya Ikan Lele dan Nila.
Dalam pembinaan, Zailan mengatakan sudah membawa 2 kepala suku KAT, dan 2 masyarakat KAT, untuk mengikuti pembinaan di empat kabupaten, diantaranya pelatihan pemantapan KAT didang pertanian di Bogor, Jawa Barat, To Hom Industri kecil di Tasikmalaya Jawa Barat. Dan di Kabupaten Jambi membawa unsur melakukan study banding pembinaan adat terpencil.
Zailan menyataan kategori suku KAT ada dua macam kategori yaitu benar-benar mereka suku KAT, dan memiliki budaya. Sedangkan untuk di Kabupaten Musi Rawas memang dilihat dari orangnnya, karena lambat beradaptasi, sedangkan di derah lain ada yang sudah menjadi adat dan budaya. "Makanya untuk pembinaan Mura lebih menyentuh masyarakatnya," jelas Zailan.(05)
Jumat, 11 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar