Selasa, 13 April 2010

Harga Pupuk Naik Meresahkan Petani

0 komentar
TUGUMULYO–Petani di Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura), mempermasalahkan isu kenaikan pupuk urea bersubsidi. Sebab, kenaikan harga pupuk dapat mengancam pendapatan petani karena mereka mesti menambah biaya produksi.

Salah seorang petani Desa H Wukirsari, Joko mengatakan bahwa naiknya pupuk urea subsidi menambah penderitaan petani. Karena sekarang pupuk urea bersubsidi naik berkisar Rp 70 ribu per sak.

"Saya juga terpaksa mengambil dari penggilingan dengan harga ditentukan pemilik penggilingan," kata Joko kepada koran ini, Senin (12/4). Joko menambahkan, dengan kenaikan pupuk akan menambah biaya produksi mereka. Padahal petani selain kesulitan membeli pupuk ditambah masalah hama juga pengairan yang tidak lancar membuat mereka makin kesulitan untuk menghasilkan produksi padi.

Sejak isu kenaikan pupuk urea dua minggu belakangan membuat harga pupuk di toko obat cukup melambung tinggi. Serta sulit dicari petani. Saat ini dipasaran pupuk urea dijual Rp 80 ribu per sak hingga Rp 90 ribu per sak. "Kenaikan pupuk ini akan berdampak pada berkurangnya pendapatan pertanian, sebab biasanya kenaikan akan diikuti dengan kenaikan obat serta kebutuhan pertanian lain," papar Joko.

Masih kata dia, saat ini petani mendapatkan hasil panen hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Petani akan sangat susah bahkan bisa merugi jika pupuk naik," kata Joko berharap dengan kenaikan harga pupuk ini pemerintah harus mempunyai solusi untuk membantu petani.

Lanjutnya, permasalahan petani di Kecamatan Tugumulyo maupun di kecamatan lain selama ini sudah dirasa cukup pelik. "Di samping sering terserang hama, juga dengan kondisi irigasi yang menjadi dilema dialami petani. Ditambah lagi kenaikan harga pupuk dapat menambah penderitaan petani. Keadaan semacam ini harus menjadi perhatian pemerintah agar tidak memberatkan petani," jelasnya.

Di lain tempat, Suratno petani Desa Kalibening Kecamatan Tugumulyo mengatakan dengan kenaikan pupuk urea tidak menjadi masalah bagi dirinya. Asalkan persediaan pupuk urea selalu ada pada saat pemupukan di kala petani membutuhkan. "Sebab pada satu musim panen kemarin petani sangat susah mencari pupuk jenis urea, baik itu yang bersubsidi maupun biasa yang dijual dipasaran," kata Suratno.

Ia mengakui pada satu musim panen kemarin pada saat pemupukan pupuk urea sendiri tidak didapat petani. "Jadi masa pemupukan pun tidak tepat waktu, sehingga menjadi masalah saat ingin mendapatkan hasil produksi yang bagus," papar Suratno.(14)

0 komentar:

Posting Komentar