Selasa, 27 April 2010

Tikus Serang Areal Sawah Desa Sumberkarya

0 komentar
Hasil Panen Turun
STL ULU TERAWAS–Petani Desa Sumberkarya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas (Mura), keluhkan areal sawah diserang hama tikus dalam sepekan terakhir. Serangan hewan pengerat ini mengakibatkan banyak padi mengalami kerusakan.
Wardoyo petani Desa Sumberkarya kepada wartawan koran ini, Senin (26/4) mengatakan, banyak tikus menyerang tanaman padi di areal persawahan sehingga banyak tanaman padi miliknya yang ditanam mengalami kerusakan. "Saya khawatir nanti mengakibatkan gagal panen. Kejadian semacam ini pernah terjadi pada musim panen tahun lalu, dengan hasil panen banyak yang gagal dari sebahu hanya mendapatkan 15 karung saja," kata Wardoyo.
Wardoyo menambahkan, masalah serangan hama tikus ini sering dialami hampir setiap tahun. Padahal, upaya memberantas sudah sering dilakukan dengan memberikan berbagai macam obat dan racun tikus. Tapi tetap saja masih ada tikus menyerang tanaman sawah.
Ia menjelaskan, kalaupun tikus di areal persawahan miliknya diberantas namun tikus itu tetap saja ada berasal dari areal sawah milik warga lain. "Memang kalau untuk menangani masalah tikus para petani harus serentak melakukannya," jelas Wardoyo.
Terpisah, Gunawan, petani Kelurahan B Srikaton, Kecamatan Tugumulyo yang kebetulan sedang melaksanakan panen mengatakan pada panen sekarang hasilnya bagus dibandingkan tahun lalu. Meski saat ini tanaman padi diserang hama tikus.
Gunawan menambahkan, masalah tikus memang hampir setiap tahun menyerang areal sawah hingga hasil panen tahun lalu dari sebahu hanya menghasilkan 25 karung. "Untuk normalnya dalam sebahu itu mencapai 40 karung," papar Gunawan.
Mengatasi masalah ini, sambung dia, pihaknya sering memberi obat dan racun tikus pada tanaman padi. "Tetapi masih saja tikus menyerang tanaman padi, hanya saja sekarang sedikit berkurang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Hendy UP mengatakan, serangan tikus memang sering dialami para petani hanya saja kalau untuk penanganannya pertama petani melakukan pengrobyokan sebelum tanam. "Mulai umur setahun pengumpanan sanitasi lingkungan," kata Hendy yang dihubungi via ponsel tadi malam.
Hendy menambahkan, kalau untuk cara teknologi sekarang menggunakan bensin yang dimasukan kelubang tikus dan bisa juga pakai kapas disiram bensin. Imbauan kepada para petani yang sudah melaksanakan pengrobyokan dihargai Rp 500 untuk satu tikus. "Selain itu secara spritual petani harus membayar zakat pertanian," pungkasnya.(14)

0 komentar:

Posting Komentar