Jumat, 09 April 2010

Pertanian Purwodadi Endemis Tungro dan Wereng

0 komentar
PURWODADI–Permasalahan hama wereng tungro, walang sangit maupun tikus memang selalu dirasakan para petani. Khususnya petani di Kecamatan Purwodadi yang mana daerah ini sangat endermis (Langganan) dengan hama wereng dan tungro.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Pertanian (KUPTBP), Legiman kepada wartawan koran ini, Kamis (8/4) mengatakan, banyak keluhan para petani di Purwodadi terhadap serangan tungro, wereng, karena di sana termasuk endemis tungro.

Untuk pertanian pemerintah sebelumnya memberikan bibit prioritas unggul tahan wereng (PUTW). Di mana bibit itu sudah 10 tahun tidak lagi didapatkan oleh pemerintah untuk pertanian, dalam prioritas ketahanannya kerang lebih mencapai 5 tahun.

Legiman menambahkan sedangkan PUTW diberikan pemerintah sekarang ada dua jenis diantaranya jenis Bandoyudo, dan kalimas. Bibit ini sudah satu musim untuk pertanian untuk Bandoyudo banyak yang dipakai petani karena kesuburannya cepat. "Untuk ketahanan terhadap hama wereng mencapai 2 tahun sampai 3 tahun," kata Legiman.

Sedangkan bibit jenis Kalima untuk penghasilanya bagus. Hanya saja dalam perkembangan akarnya lambat tua dan mengering. "Akibatnya banyak burung-burung dan walang sangit yang menyerang," kata Legiman.
Sementara untuk bibit Prioritas Unggul Tidak Tahan Wereng (PUTTW), diantaranya Ciherang, IR 36, Mikongga, dan Banyuasin termasuk bibit unggul. Hanya saja untuk ketahanan terhadap hama wereng maupun tungro kurang, dan bibit ini didapat pemerintah untuk pertanian Purwodadi. Kalau untuk penghasilan beras bagus hanya ketahananya kurang terhadap serangan wereng. "Banyak keluhan terhadap para petani di Purwodadi terhadap hama wereng dan tungro," papar Legiman.

Legiman mencontohan, kenapa untuk pertanian wilayah lain panen terus, sebab wilayahnya tidak termasuk endemis hama wereng dan tungro. Jadi untuk PUTTW seperti Ciherang, IR 36, Mikongga tidak ada masalah kecuali serangan tikus. Sementara itu jadwal tanam untuk Purwodadi sudah maksimal, dalam satu tahun 2 kali tanam padi, 2 kali tanam ikan, dan waktu selangnya 2 bulan ditanam ikan. Untuk jadwal dibagi karena panen tidak bisa serentak. "Kita atur untuk pengairan terhadap sawah pertanian," jelas Legiman.(14)

0 komentar:

Posting Komentar