STL ULU TERAWAS–Serangan tungro dan tikus menjadi musuh para petani, dan terjadi hampir di setiap musim tanam padi. Kejadian ini juga dialami petani di Desa Sukorejo, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas (Mura).
Salah seorang petani, Paiman kepada wartawan koran ini, Kamis (29/4) mengatakan, akibat serangan hama tungro dan tikus membuat tanaman padi menjadi merah hingga mempengaruhi hasil panen. "Pada 2009, dalam sebahu sawah kami hanya mendapatkan hasil panen 10 karung gabah," kata Paiman.
Paiman manambahkan, setiap musim tanam bibit padi sering diberi obat maupun racun tikus, tetapi serangan tungro dan tikus tetap saja menyerang hingga mengakibatkan tanaman padi banyak yang rusak dan berwarna merah. Sehingga hasil panennya tidak maksimal bahkan terkadang gagal panen.
Hal senada dikeluhkan Wagino, warga Desa R Rejosari. Menurut dia, serangan hama tungro pada musim tanam tahun lalu hasil panen menurun drastis. "Sehektare hasil panen hanya mendapat 15 karung," aku Wagino.
Wagino menambahkan, masalah ini sering dibahas dalam pertemuan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA). "Hasil pertemuan KTNA, permasalah serangan tungro biasa, karena bibit padinya kurang cocok dan harus diganti bibit unggul tahan wereng,"kata Wagino.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Hama Penyakit Tanaman Pangan (LHPTP), Ngapio dihubungi wartawan koran ini mengatakan, cara pencegahan hama tungro diantaranya pertama ganti bibit unggul yang tahan terhadap tungro, lalu beri insektisida dalam karbofuran dengan dosis 4 kg persemaian untuk sehektar. Kemudian menggunakan insektisida di pertanian 10 kg per hektar dan ditaburkan seluruh tanaman," kata Ngapio.
Dijelaskan Ngapio, biasakan eradikasi sekitar tanaman, untuk sementara tidak menanam bibit yang terserang tungro. Kemudian, rutin melakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, dan yang paling penting melakukan pengamatan sendiri di daerah serangan tungro, setelah itu melapor ke petugas penyuluh pertanian apabila terjadi serangan tungro.
"Sedangkan pencegahan untuk serangan tikus, pertama melakukan penggobryokan secara bersama, yang melibatkan petugas dan aparat desa setempat setiap awal musim tanam, dan sebelum padi mulai ditanam,"jelas Ngapio.
Masih kata Ngapio, selanjutnya sanitasi lingkungan, melakukan pengerasan dengan kompor api dan wereng, pengendalian dilakukan secara continu sebelum tanam hingga saat penanaman sampai dengan panen. "Yang paling penting para petani harus segera melapor ke pengamat hama setempat," jelasnya.(14)
Jumat, 30 April 2010
Sawah Petani Sukorejo Diserang Tungro dan Tikus
Edisi
Jumat, April 30, 2010
0
komentar
Diposting oleh
linggaupos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar