MUSI RAWAS–Isu kenaikan pupuk urea bersubsidi sangat mengkhawatirkan petani. Karena harus menambah biaya produksi mereka. "Kalau pupuk urea subsidi naik dapat menambah penderitaan petani," kata Yono, warga Desa Air Lesing, Kecamatan Muara Beliti, Rabu (7/4).
Dilanjutkannya, selama ini saja harga pupuk urea bersubsidi berkisar Rp 60 ribu per sak hingga Rp 70 ribu per sak. Itu juga membuat mereka terpaksa mengambil dari pengilingan dengan harga ditentukan pemilik pengilingan.
Sejak isu kenaikan pupuk urea pada dua minggu belakangan membuat harga pupuk cukup melambung tinggi hingga sulit dicari petani. Saat ini pasaran pupuk urea di kalangan petani Rp 80 ribu per sak hingga Rp 90 ribu per sak.
Diakuinya, dengan kenaikan pupuk akan berdampak pada berkurangnya pendapatan pertanian. Karena biasanya kenaikan pupuk diikuti dengan kenaikan obat-obatan serta kebutuhan pertanian lainnya.
"Saat ini saja petani mendapatkan hasil panen hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau pupuk naik petani akan sangat susah bahkan bisa merugi," katanya.
Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Ghupron menyatakan, kenaikan pupuk urea bersubsidi sangat mencekik pentani. Karena akan menambah biaya produksi yang saat ini sudah cukup tinggi sedangkan harga jual tidak menentu. "Pemerintah harus ada solusi untuk membantu petani dengan kenaikan pupuk ini," kata Ghupron.
Dilanjutkan Ghupron, kesulitan petani di Kabupaten Mura selama ini sudah cukup pelik. Disamping sering terserang hama juga dengan kondisi irigasi menjadi dilema bagi petani.(11)
Kamis, 08 April 2010
Kenaikan Harga Pupuk Ancam Pendapatan Petani
Edisi
Kamis, April 08, 2010
0
komentar
Diposting oleh
linggaupos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar