Selasa, 20 April 2010

Hasil Panen Petani Tugumulyo Meningkat

0 komentar

TUGUMULYO–Hasil panen masyarakat Tugumulyo pada 2009, mengalami peningkatan dibandingkan 2008. Terbukti, dari luas 5.112 hektar (ha) areal sawah dengan produksi rata-rata per hektar 7,1 ton meningkat menjadi 7,3 ton Gabah Kering Panen (GKP).


Jumlah seluruh produksi untuk 2008 dari 5.112 ha areal sawah hasil panen Kecamatan Tugumulyo sebanyak 36295,2 ton. Sedangkan untuk 2009 dengan luas areal sawah 5.112 ha mendapatkan sebanyak 37317,6 ton GKP.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Tanaman Pangan Holtikultura (UPT2PH) Kecamatan Tugumulyo, Ruslan mengatakan, kenaikan hasil produksi untuk 2009 karena petani sudah menggunakan bibit unggul, baik itu yang bersertifikat maupun melalui kegiatan Sekolah Lapangan Pengelola Pertanian Terpadu (SLP2T), dan bantuan pupuk organik dari pemerintah pusat. "Untuk bantuan setiap tahun ini merupakan program pemerintah,"ucapnya.


Ruslan menambahkan, adanya SLP2T, pola tanam petani mengalami peningkatan. Dimana setiap ada permasalahan pertanian maka petani sudah tahu bagaimana solusi mengatasinya. "SLP2T sudah berjalan dua tahun dengan melakukan pertemuan setiap bulan sekali. Manfaatnya banyak membantu para petani salah satu diantaranya masalah dalam pertanian," jelas Ruslan.


Lanjut Ruslan, untuk perencanaan hasil panen pada 2010 rata-rata per hektar harus mencapai 7,4 ton. Adapun daerah hasil panen terbesar pada 2009, diantaranya Desa Mataram dengan luas areal persawahan 285 ha. Kemudian Kelurahan B Srikaton dengan luas areal sawah 245 ha, Desa E Wonokerto luas areal sawah 215 ha yang lainnya luas areal sawah dibawah 201 ha. "Yang paling kecil luas areal sawah Desa I Sukomulyo," papar Ruslan.
Ditanya masalah serangan hama terhadap pertanian, Ruslan mengatakan, masalah serangan hama hampir seluruh persawahan di 16 desa.


"Kalau yang paling bayak mukin hanya lima desa," papar Ruslan tidak menyebutkan kelima desa tersebut. Untuk mengatasi masalah serangan tungro, sambung dia, yang sering menyerang pada pertanian, salah satunya dengan merubah pola tanam, seperti varietas harus diganti dengan yang lebih tahan dengan tungro. Kemudian menggunakan pestisida dengan penggunaannya mulai dari persemaian sampai musim tanah kurang lebih 12 kg. Adapun varietas yang dipakai pada pertanian Kecamatan Tugumulyo, diantaranya ciherang, mikongga, IR 64, dan banyuasin. "Untuk bibit pada 2008-2009 merupakan varietas bibit unggul nasional," jelas Ruslan.(14)

0 komentar:

Posting Komentar