MEGANG SAKTI–Petani karet di Desa Jajaran Baru, Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas (Mura), mengeluhkan produksi karet menjadi turun saat musim penghujan.
Seperti dikatakan Yanto, petani karet Desa Jajaran Baru, Senin (8/3), saat musim hujan seperti sekarang ini penghasilan dari menyadap karet berkurang dibandingkan sebelumnya.
“Penyebabnya getah hasil motong terendam air dan menimbulkan jamur, selain itu juga mati plat hingga tidak keluar getahnya. Apalagi untuk menghasilkan getah kembali memakan waktu minimal setahun lebih,” kata Yanto.
Ia menyatakan, penghasilan dari sehektar kebun karet per bulan biasanya mencapai Rp 4 juta, tapi untuk musim hujan ini penghasilan menurun hanya Rp 2 juta per bulan.
Sedangkan Sadar, warga Desa L Sidoharjo mengungkapkan, kalau musim hujan seperti ini susah untuk menyadap karet. “Walaupun dipotong getahnya keluar jalur potongan nyebar dan mati plat tidak menimbulkan getah,” keluh Sadar.
Ia menyebutkan, jika kita motong pagi dan siang hujan maka getahnya habis dan menimbulkan jamur. Sedangkan kalau hujan pada malam hari membuat pohon karet yang dipotong tidak mengeluarkan getah, sebab terserap dengan air hujan.
Soal harga, Sadar menyebutkan, tetap normal seperti biasa kalau dijual harian Rp 10 ribu per kg sedangkan dijual bulanan dengan harga mencapai Rp 11 ribu per kg.(14)
Selasa, 09 Maret 2010
Petani Keluhkan Produksi Karet Menurun
Edisi
Selasa, Maret 09, 2010
0
komentar
Diposting oleh
linggaupos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar