Selasa, 23 Maret 2010

Pupuk Urea di Purwodadi Langka

0 komentar
PURWODADI–Petani di Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, mengeluh sulitnya mendapatkan pupuk urea di pasaran. Kelangkaan pupuk urea diperkirakan terjadi sekitar enam bulan lalu. Akibatnya, petani penggarap menjadikan sawah mereka menjadi kolam ikan agar lahan pertanian bisa menghasilkan.

“Kalau sekarang susah mas. Saya saja sudah hampir enam bulan tidak bisa membeli pupuk dan sekarang sawah saya sudah dijadikan sebagai kolam ikan agar menghasilkan uang,” kata Tini (31), warga jalan simpang Tritunggal, Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Purwdadi kepada Linggau Pos, Senin (22/3).

Ia mengaku, sampai sekarang tidak tahu penyebab kelangkaan pupuk yang sangat diperlukan untuk pertanian tersebut. Akhirnya, agar lahan sawah tidak menganggur lahan sawahnya dijadikan sebagai lahan peternakan ikan.
“Kalau dulu sebelum langka saya membeli pupuk urea harganya Rp 95 ribu per sak. Sejak itu, saya sudah lama tidak membeli pupuk lagi,” kata Tini mengaku memiliki lahan sawah seluas 0,5 hektar.

Harus Ada RDKK
Sementara itu, Saidi (47) warga Kelurahan O Mangunharjo, Kecamatan Purwodadi memperkirakan sulitnya petani mendapatkan pupuk urea karena petani tidak tergabung dalam kelompok tani. Padahal untuk mendapatkan pupuk itu mesti mengajukan Rencana Depenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Soalnya, khusus di Kelurahan O Mangunharjo pupuk urea mudah diperoleh asalkan masuk dalam kelompok tani.

“Kalau di sini mas biasa saja mudah mendapatkan pupuk urea karena tergabung dalam kelompok tani. Kalau sudah tergabung dalam kelompok tani mudah mengajukan kebutuhan pupuk karena kolektif, harganya murah,” kata Saidi menjabat Sekretaris Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tirtoyoso, yang menghimpun 40 anggota.

Ia menjelaskan, prosesnya bila sudah tergabung dalam RDKK, bisa langsung mengajukan kebutuhan pupuk minimal satu bulan sebelum masa tanam. Biasanya, pengajuan permohonan pupuk dirapatkan terlebih dahulu melalui rapat anggota. Kemudian dibuat ajuan kebutuhan pupuk kelompok, setelah itu diketahui kepala desa/penyuluh selanjutnya diproses.
“Saya contohkan khusus untuk kelompok tani Tirtoyoso setiap musim tanam membutuhkan pupuk diperkirakan sebanyak 4 ton untuk luas lahan kelompok digarap seluas 22,5 hektar. Harganya kalau melalui RDKK sebesar Rp 63 ribu persak,” kata Saidi.

Saidi yang juga tergabung dalam kelompok tani Kelurahan O Mangunharjo ini menjelaskan, manfaat yang bisa dirasakan bila tergabung dalam kelompok tani, bisa lebih mudah mendapatkan kebutuhan pertanian. Selain itu, setiap petani yang tergabung dalam kelompok tani bisa saling mengisi dan membantu antarsesama anggota.

“Sampai sekarang saya tidak pernah sulit mendapatkan pupuk karena sudah lama bergabung dalam kelompok tani,” ujar Saidi yang untuk musim tanam awal tahun ini diperkirakan akan mengalami keuntungan besar.(14)

0 komentar:

Posting Komentar